JAKARTA. Perbankan memilih membatasi penyaluran kredit ke sektor komoditas tahun ini. Pertimbangannya: sektor ini berisiko tinggi akibat kondisi perekonomian global yang belum stabil. Kondisi itu akan berimbas pada penurunan ekspor-impor komoditas, yang kemudian mengurangi kemampuan debitur membayar angsuran utang. Ujung-ujungnya, potensi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bakal meningkat. Sikap perbankan membatasi kredit ke sektor komoditas tahun ini sebenarnya adalah lanjutan dari tahun 2012. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada periode Mei-Oktober 2012 tren penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian menurun. Misalnya, realisasi kredit pada Mei 2012 sebesar Rp 95 triliun atau tumbuh 33% dibanding bulan sebelumnya. Pada Juni, hanya tumbuh 31% dengan nilai kredit Rp 92 triliun. Selanjutnya, penyaluran kredit pada Juli tumbuh 28% dengan nilai Rp 89 triliun. Jumlahnya kian menciut dengan kenaikan 20% pada Oktober senilai Rp 94 triliun.
Perbankan batasi kredit komoditas
JAKARTA. Perbankan memilih membatasi penyaluran kredit ke sektor komoditas tahun ini. Pertimbangannya: sektor ini berisiko tinggi akibat kondisi perekonomian global yang belum stabil. Kondisi itu akan berimbas pada penurunan ekspor-impor komoditas, yang kemudian mengurangi kemampuan debitur membayar angsuran utang. Ujung-ujungnya, potensi kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) bakal meningkat. Sikap perbankan membatasi kredit ke sektor komoditas tahun ini sebenarnya adalah lanjutan dari tahun 2012. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pada periode Mei-Oktober 2012 tren penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian menurun. Misalnya, realisasi kredit pada Mei 2012 sebesar Rp 95 triliun atau tumbuh 33% dibanding bulan sebelumnya. Pada Juni, hanya tumbuh 31% dengan nilai kredit Rp 92 triliun. Selanjutnya, penyaluran kredit pada Juli tumbuh 28% dengan nilai Rp 89 triliun. Jumlahnya kian menciut dengan kenaikan 20% pada Oktober senilai Rp 94 triliun.