JAKARTA. Hingga akhir semester I-2017, sejumlah bank mencatat pertumbuhan kredit kepegawaian atau
payroll loan dua digit. Pendorongnya, rendahnya tingkat rasio kredit bermasalah sekaligus masih besarnya potensi nasabah
payroll yang dapat digarap perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk misalnya, yang hingga akhir Juni lalu mencatat pertumbuhan kredit kepegawaian 10,5% secara tahunan atau
year on year (yoy).
Jika merujuk pada pencapaian semester I-2016 sebesar Rp 74,8 triliun, artinya BRI telah menyalurkan sekitar Rp 82,5 triliun kredit kepegawaian di paruh pertama 2017. Direktur Konsumer BRI Randi Anto menuturkan mayoritas debitur kredit kepegawaian persseroan berasal dari karyawan BUMN dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Lebih banyak
payroll loan kami dari BUMN dan PNS, di situ kira-kira sekitar 74%. Sisanya ada di perusahaan swasta yang bekerjasama dengan BRI," ujarnya kepada KONTAN saat ditemui di Jakarta, Kamis (3/8). Bank nomor wahid dari sisi aset ini menyebut pihaknya memasang target kredit kepegawaian hingga Rp 95 triliun sepanjang tahun 2017. Jika mengacu pada realisasi sepanjang tahun 2016 yang mencapai Rp 78,2 triliun. Artinya, BRI mematok pertumbuhan cukup tinggi untuk kredit pegawai, yakni hingga 21%. Wajar saja jika bank bersandi emiten BBRI ini memasang target tinggi, pasalnya kredit kepegawaian memiliki porsi 77% dari total kredit konsumer BRI. Produk KTA Selain BRI, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mencatat pertumbuhan kredit kepegawaian sangat signifikan. Berdasarkan paparan kinerja semester I-2017 pertumbuhan kredit kepegawaian BNI tumbuh 66,9% menjadi Rp 11,07 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan hingga Rp 4,43 triliun dalam satu tahun dari pencapaian semester I 2016 sebesar Rp 6,63 triliun. Jika dirinci berdasarkan debiturnya, mayoritas kredit kepegawaian atau kredit tanpa agunan (KTA) BNI masuk ke perusahaan swasta dengan komposisi 38,6% dari total kredit. Sementara itu, perusahaan BUMN maupun lembaga negara menyumbang 25,8% dari total penyaluran KTA perseroan. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, hingga akhir tahun pihaknya hanya memasang target pertumuhan 18% untuk kredit kepegawaian. "Nasabah payroll BNI itu 1,8 juta. Kami targetkan akhir tahun ini sekitar 18% pertumbuhannya," ujarnya. Lewat produk KTA yang diberi nama BNI Fleksi, bank berlogo 46 ini pun telah menyusun sejumlah strategi. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital melalui layanan kredit digital BNI (
digital loan). Langkah BNI untuk mendorong kredit kepegawaian menurut Anggoro sudah tepat, lantaran segmen ini memiliki rasio non performing loan (NPL) sangat rendah dibanding segmen konsumer lain, yakni terjaga level 0,8%. Selain bank plat merah, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatat pertumbuhan apik di kredit kepegawaian. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan sampai dengan semester I-2017, subsegmen kredit ini tumbuh 15% secara tahunan dengan nilai mencapai Rp 4 triliun.
"
Payroll tumbuh baik, sekitar 15% dengan NPL terjaga. Produk ini merupakan salah satu produk unggulan kami dalam total solusi untuk nasabah korporasi," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (4/8). Lani menambahkan, hingga akhir tahun pihaknya mematok pertumbuhan
payroll loan terjaga di kisaran 15%. Salah satu langkah yang diambil untuk mendorong kredit ini antara lain dengan memperbanyak kerjasama
consumer banking dan non consumer CIMB Niaga serta
cross selling dengan nasabah korporasi perseroan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia