JAKARTA. Kalangan perbankan Indonesia menyambut gembira kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) alias Federal Reserve yang mengucurkan dana segar sebesar US$ 600 miliar ke pasar. Diperkirakan, sebagian dana segar itu akan mengalir ke pasar keuangan Indonesia dan bisa dimanfaatkan perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit valas mereka. Wakil Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai, salah satu manfaat terbesar dari aliran modal asing (capital inflow) adalah likuiditas. "Likuiditas perbankan bisa sangat berlimpah," kata Jahja kepada KONTAN, (4/11). Aliran modal asing itu akan masuk ke pasar modal dan instrumen surat berharga. Termasuk, obligasi atau surat utang yang diterbitkan oleh perbankan serta saham baru (rights issue) perbankan. "Namun, jika bisa bertahan lama, capital inflow ini akan menjadi dana investasi yang bermuara di perbankan di Indonesia. Maka, aset perbankan akan meningkat dan ruang bank untuk memberikan pinjaman juga jadi besar," jelas Jahja.
Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga berpendapat, capital inflow bisa menambah likuiditas valas perbankan. "Makanya, pasar valas saat ini kelebihan suplai sehingga nilai tukar rupiah menguat," ujar Perry.