Perbankan dan Properti Terdampak Kenaikan Suku Bunga, Cermati Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (3/5). The Fed telah menaikkan suku bunga 10 kali berturut-turut dan mendorong suku bunga acuan overnight ke kisaran 5%-5,25%.

Meski demikian, analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan cenderung kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%. Kebijakan tersebut relatif akomodatif bagi perekonomian Indonesia dan menjaga nilai tukar rupiah.

Kondisi rezim suku bunga yang tinggi saat ini dinilai Rio akan menguntungkan emiten perbankan. Bank-bank umum akan cenderung menaikkan tingkat bunga untuk simpanan dana (deposito) dan pinjaman (kredit). Sehingga, kinerja emiten perbankan berpotensi mengalami pertumbuhan.


Baca Juga: The Fed Kerek Suku Bunga, Saham Emiten Tambang Emas Diproyeksi Berkilau

Di sisi lain, emiten properti berpotensi tertekan akibat kenaikan sukubunga acuan tersebut. Hal tersebut akan meningkatkan bunga dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sehingga masyarakat akan kurang tertarik untuk membeli rumah.

Akan tetapi, BI kembali memperpanjang pelonggaran pembiayaan properti untuk KPR hingga 31 Desember 2023. Hal ini sebagai langkah antisipatif terhadap dampak dari kecenderungan kenaikan sukubunga acuan BI di akhir tahun 2022 hingga awal 2023 yang berpotensi meningkatkan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

“Secara keseluruhan, pemulihan aktivitas ekonomi turut mendorong peningkatan di sisi retail sales, salah satunya properti dan retail space,” kata Rio.

Rio merekomendasikan trading buy saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 9.200, entry level Rp 8.950, dan stop loss di Rp 8.825.

Secara teknikal, MACD dan MFI relatif bergerak konsolidasi. Stochastic RSI berada di oversold area yang mengindikasikan pelemahan cenderung terbatas.

Baca Juga: Rights Issue Perbankan Semarak Lagi

Rio juga merekomendasikan saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) yang memiliki  potensi rebound. Secara teknikal, MACD membentuk penyempitan slope. Stochastic RSI berada di oversold area. Terbentuk tweezer bottom yang menjadi sinyal bullish reversal.

Adapun target harga saham BTPS ada di level Rp 2.070 dan Rp 2.210, dengan entry level > Rp 1.910 dan stoploss di level kurang dari Rp 1880

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi