Perbankan diminta genjot kredit ternak



JAKARTA. Malang benar nasib para peternak Indonesia. Meski menjadi tulang punggung dalam mencukupi kebutuhan daging, peternak masih belum memperoleh banyak perhatian. Bahkan, penyaluran kredit kepada peternak terbilang kecil. Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit ke subsektor peternakan budidaya hingga Agustus 2013 hanya sebesar Rp 11,7 triliun. Jumlah tersebut hanya 7,35% dari total kredit ke sektor pertanian per Agustus 2013 sebesar Rp 158,5 triliun.

Sementara, porsi kredit subsektor peternakan budidaya untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hanya 14,95% atau senilai Rp 6,5 triliun. "Pemberian kredit ke budidaya sapi hanya 0,4% atau Rp 11 triliun dari total kredit perbankan sebesar Rp 3.067 triliun," kata Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI.

Halim mengakui, karakteristik usaha sektor pertanian, khususnya subsektor budidaya dan pembibitan sapi memiliki risiko tinggi. Maklum, ternak sapi rentan terhadap serangan penyakit dan kematian, sehingga bisa mengakibatkan kerugian. Alasan inilah yang menyebabkan penyaluran kredit ke sektor usaha peternakan sapi rendah. Padahal, usaha peternakan membutuhkan perhatian khusus dalam bentuk manajemen risiko.

Karena itu, BI meminta perbankan nasional lebih giat mengucurkan kredit ke sektor pertanian. Untuk mengurangi risiko, BI bersama Kementerian Pertanian dan perusahaan asuransi meluncurkan skema asuransi ternak sapi. Program ini bertujuan mendorong peningkatan akses ke sumber pembiayaan untuk usaha di sektor pertanian dan peternakan. Dengan skema ini, pembiayaan perbankan ke sektor peternakan diharapkan semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina