Perbankan diminta rescheduling kredit pasar Klewer



SURAKARTA. Perbankan dan lembaga keuangan lain yang selama ini menjadi kreditor para pedagang di Pasar Klewer, Jawa Tengah, diminta untuk melakukan "rescheduling". Restrukturisasi utang ini terkait musibah kebakaran yang melanda pasar pada 27 Desember silam.

"Perbankan kami minta dan sangat kami sarankan untuk melakukan rescheduling atas kredit dari pedagang Pasar Klewer," kata Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga di Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah, Sabtu (3/1), dalam kunjungan kerjanya bersama Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Rescheduling adalah penyelamatan kredit dengan menjadwal ulang jangka waktu pembayaran. Pada umumnya dilakukan adalah perpanjangan jangka waktu dengan tujuan angsuran debitur lebih kecil sesuai kemampuan. 


Menurut dia alasan force majeur bisa menjadi landasan yang kuat bagi lembaga keuangan untuk memberikan insentif atau keringanan kepada para pedagang pasar. "Mereka kan terkena musibah, jadi kami harapkan ini menjadi perhatian khusus," katanya.

Pihaknya juga meminta pemerintah kota untuk memberikan tempat darurat sementara kepada para pedagang untuk bisa berjualan. "Jangan sampai mereka tidak berdagang, saya minta carikan tempat untuk mereka," kata Puspayoga.

Pihaknya sedang membicarakan dengan dinas koperasi dan UMKM setempat dan koperasi pedagang pasar itu terkait langkah lebih lanjut yang bisa dilakukan.

Menteri menegaskan pada intinya fungsi koperasi harus dioptimalkan untuk membangkitkan usaha para pedagang di Pasar Klewer.

Pada kesempatan yang sama Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Persatuan Pedagang Pelataran Pasar Klewer Surakarta Fatimah menyatakan, sangat mengharapkan bantuan berupa pinjaman lunak yang membuat usaha mereka bisa bangkit. Dia bilang, koperasinya saat ini beranggotakan 175 pedagang pasar.

Sebelumnya, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo mencatat ada 597 nasabah bank yang menjadi korban kebakaran Pasar Klewer dimana ratusan nasabah tersebut memiliki kredit di bank sebesar Rp 259 miliar.

BI sendiri menilai kebakaran Pasar Klewer belum bisa dipastikan force majeure seperti halnya bencana tsunami di Aceh dan letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.

Sebelumnya, kebakaran besar terjadi di Pasar Klewer yang merupakan pusat kain terbesar di Solo pada Sabtu, 27 Desember 2014 dimana ada sekitar 2.000 pedagang batik dan tekstil di dalamnya.

Data dari Himpunan Pedagang Pasar Klewer menunjukkan sampai April 2014 omzet harian pedagang kain di sana rata-rata mencapai Rp10 miliar, bahkan omzetnya bisa naik sampai 30% pada waktu tertentu seperti musim pemilihan umum. (Ridwan Ch)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia