Perbankan dukung wacana bunga KUR 7%



JAKARTA. Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla memiliki rencana agar suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) turun dari 9% menjadi 7% tahun ini. Menanggapi rencana tersebut, Direktur Bisnis dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Mohammad Irfan berpendapat, rencana tersebut memerlukan waktu agar dapat terealisasi.

Pasalnya, Irfan mengatakan wacana penurunan suku bunga KUR sejak setahun belakangan ini bergema. Menurutnya, jika pemerintah memunculkan kembali wacana tersebut seharusnya pemerintah sudah punya keyakinan dan pertimbangan yang cukup matang.

Lebih lanjut, bank penyalur KUR terbesar ini mengatakan sebetulnya suku bunga KUR yang dipatok 9% dinilai perbankan sudah cukup rendah. Hal terpenting dalam hal ini bukan soal bunga yang rendah melainkan pemutusan atau persetujuan kredit yang cepat.


"Lebih penting buat para pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) adalah putusan kredit yang lebih cepat serta tersedianya dana pada saat dibutuhkan," katanya dalam pesan singkat kepada KONTAN, Rabu (26/4).

Meski begitu, jika wacana penurunan suku bunga kredit KUR terealisasi pihaknya akan tetap mendukung kebijakan tersebut. Hanya saja, Irfan menilai akan ada dampak terhadap bank lain yang tidak menyalurkan KUR, mengingat sasaran KUR dan kredit UMKM serupa.

Mengenai penyaluran KUR BRI, bank nomor wahid di Indonesia dari segi aset ini mengklaim pihaknya telah menyalurkan KUR secara tepat sasaran. Yakni 40% dari jatah KUR disalurkan kepada pengusaha UMKM yang bergerak di sektor produksi. "Seperti yang dicanangkan tahun 2017 oleh pemerintah, minimal 40% disalurkan ke sektor produksi," katanya.

Adapun realisasi penyaluran KUR BRI sampai dengan 21 April 2017 tercatat telah mencapai lebih dari Rp 19 triliun kepada 1 juta debitur dengan NPL terjaga di level 0,3%.

Sementara itu, Kepala Divisi Usaha Kecil BNI, Anton Siregar mengatakan, rencana pemerintah menurunkan suku bunga KUR adalah untuk mendorong pengusaha UMKM di Indonesia khususnya Mikro dan Usaha Kecil. "BNI akan menyambut baik rencana pemerintah dan terus mengembangkan strategi penyaluran KUR kami, terutama mempermudah akses pembiayaan," ujarnya.

Lebih lanjut, Anton mengatakan saat ini pihaknya hampir memenuhi batasan minimum penyaluran KUR ke sektor produktif sebesar 40%. Adapun strategi yang dicanangkan oleh BNI antara lain dengan melakukan program pola kerja sama dan clustering khususnya dengan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Pertanian, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Realisasi KUR BNI saat ini telah tercapai 15% dari target sebesar Rp 12 triliun, dan BNI sedang fokus di sektor produktif prioritas," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini