FRANKFURT. Perbankan Eropa beramai-ramai melakukan cut loss alias jual rugi kepemilikan obligasi Yunani, seiring krisis utang Eropa yang kian mengancam. BNP Paribas, sebagai bank Prancis terbesar, membukukan kerugian 812 juta euro atau US$ 1 miliar dalam empat bulan terakhir setelah mengurangi kepemilikan di obligasi Yunani. Barclays Plc, bank dengan aset terbesar kedua di UK mengatakan pada 31 Oktober lalu, telah mengurangi kepemilikan obligasi Spanyol, Italia, Portugal, Irlandia dan Yunani sebesar31% dalam tiga bulan. Royal bank of Scotland Group Plc, sebagai bank milik pemerintah terbesar di Britain, telah mengurangi obligasi dari negara-negara itu menjadi 1,1 miliar pounds dari 4,6 miliar pounds tahun ini. Keluarnya debitur kakap ini membuat UE pincang. Langkah rekapitalisasi perbankan Eropa hampir tak ada efeknya. CreditSights Inc dalam catatannya mengatakan, langkah ini tidak memperbaiki masalah utama yakni status obligasi yang buruk," kata laporan ini. Kerugian akibat obligasi Yunani dan pelemahan penyerapan obligasi pemerintah ini telah menghantam pendapatan perbankan Eropa di kuartal ketiga 2011. Commerzbank, bank Jerman ini melaporkan kerugian sebesar 687 juta euro pada 4 November lalu, setelah melakukan cut loss di obligasi Yunani dan sekuritas di Eropa Selatan merugi. Chief Financial Officer (CFO) Commerzbank, Eric Strutz, menyalahkan regulator yang ia anggap memperkeruh keadaan dengan membuat peraturan pengetatan perbankan dengan mengharuskan perbankan meningkatkan modal. Hal ini secara efektif mendorong perbankan Eropa untuk menjual obligasi pemerintah yang mereka punya. "Sedikit aneh melihat para pembuat kebijakan berdebat tidak pada penciptaan suplai di pasar. Dengan pengetatan itu, semua bank tentu akan menjual obligasi, karena pada akhirnya, perbankan butuh modal untuk memenuhi aturan pengetatan itu," ujar Strutz. Sekadar informasi, menurut Open Europe, lembaga riset yang berbasis di London dan Brussels, dari obligasi Yunani sebesar 355 miliar euro, sebesar 127 miliar euro surat utang dipegang oleh Uni Eropa (UE), International Monetary Fund (IMF) dan European Central Bank (ECB). Sementara sekitar 90 miliar euro milik perbankan Eropa yang sebagian besar adalah perbankan Yunani.
Perbankan Eropa ramai-ramai mengurangi kepemilikan obligasi negara
FRANKFURT. Perbankan Eropa beramai-ramai melakukan cut loss alias jual rugi kepemilikan obligasi Yunani, seiring krisis utang Eropa yang kian mengancam. BNP Paribas, sebagai bank Prancis terbesar, membukukan kerugian 812 juta euro atau US$ 1 miliar dalam empat bulan terakhir setelah mengurangi kepemilikan di obligasi Yunani. Barclays Plc, bank dengan aset terbesar kedua di UK mengatakan pada 31 Oktober lalu, telah mengurangi kepemilikan obligasi Spanyol, Italia, Portugal, Irlandia dan Yunani sebesar31% dalam tiga bulan. Royal bank of Scotland Group Plc, sebagai bank milik pemerintah terbesar di Britain, telah mengurangi obligasi dari negara-negara itu menjadi 1,1 miliar pounds dari 4,6 miliar pounds tahun ini. Keluarnya debitur kakap ini membuat UE pincang. Langkah rekapitalisasi perbankan Eropa hampir tak ada efeknya. CreditSights Inc dalam catatannya mengatakan, langkah ini tidak memperbaiki masalah utama yakni status obligasi yang buruk," kata laporan ini. Kerugian akibat obligasi Yunani dan pelemahan penyerapan obligasi pemerintah ini telah menghantam pendapatan perbankan Eropa di kuartal ketiga 2011. Commerzbank, bank Jerman ini melaporkan kerugian sebesar 687 juta euro pada 4 November lalu, setelah melakukan cut loss di obligasi Yunani dan sekuritas di Eropa Selatan merugi. Chief Financial Officer (CFO) Commerzbank, Eric Strutz, menyalahkan regulator yang ia anggap memperkeruh keadaan dengan membuat peraturan pengetatan perbankan dengan mengharuskan perbankan meningkatkan modal. Hal ini secara efektif mendorong perbankan Eropa untuk menjual obligasi pemerintah yang mereka punya. "Sedikit aneh melihat para pembuat kebijakan berdebat tidak pada penciptaan suplai di pasar. Dengan pengetatan itu, semua bank tentu akan menjual obligasi, karena pada akhirnya, perbankan butuh modal untuk memenuhi aturan pengetatan itu," ujar Strutz. Sekadar informasi, menurut Open Europe, lembaga riset yang berbasis di London dan Brussels, dari obligasi Yunani sebesar 355 miliar euro, sebesar 127 miliar euro surat utang dipegang oleh Uni Eropa (UE), International Monetary Fund (IMF) dan European Central Bank (ECB). Sementara sekitar 90 miliar euro milik perbankan Eropa yang sebagian besar adalah perbankan Yunani.