Perbankan Eropa ramai-ramai pangkas aset dan kurangi pegawai untuk tambah modal



ZURICH. Perbankan besar Eropa tampaknya menghadapi pilihan untuk mengakselerasi pengurangan aset dan akan memangkas karyawan di perusahaan masing-masing. Mengingat, prospek kondisi keuangan perusahaan yang kian memburuk. Sebut saja UBS AG, Deutche Bank AG, Barclays Plc dan Credit Suisse Group AG, selain akan memecat sejumlah pegawai, juga akan melakukan penghematan lainnya dengan menghilangkan divisi bisnis yang tidak menguntungkan. Perusahaan juga sibuk menyiapkan cadangan dana di tengah krisis utang kawasan Uni Eropa (UE). Empat bank telah mengumumkan rencana mengurangi risiko aset sebesar US$ 415 miliar untuk mempersiapkan kebutuhan modal perusahaan di tengah aturan ketat permodalan Basel III. Pengikisan laba yang terjadi, harus diantisipasi perusahaan dengan mempercepat reorganisasi unit sekuritas. "Setiap bank berusaha mengurangi aktiva tertimbang menurut risiko sesegera mungkin. Dan ini akan lebih sulit di tengah kondisi keuangan yang kian ketat," ujar Abouhossein analis yang berbasis di London. Perbankan di UE memerlukan modal sekitar 100 miliar euro untuk mencapai tingkat modal inti 1 sebesar 9%, seperti yang diamanatkan European Banking Authority. Regulator perbankan Swiss telah mendesak UBS dan Credit Suisse untuk meningkatkan modal secepat mungkin. Maklum, persyaratan modal yang diperketat lantaran krisis membuat perbankan harus memperkuat kondisi perusahaan.Menurut survei dari estimasi analis, UBS kemungkinan akan melaporkan penurunan pendapatan bersih perusahaan di kuartal ketiga sebesar 83% menjadi 285 juta franc swiss. Angka ini di dapat setelah UBS mengumumkan kerugian US$ 2,3 miliar dari perdagangan tidak sah yang dialami perusahaan bulan lalu. Sedangkan, Deutche Bank kemungkinan akan mencatatkan laba bersih 343 juta euro, setelah mengalami rugi bersih 1,21 miliar euro pada periode yang sama di 2010. Bulan ini Deutche Bank mengatakan, perusahaan tidak bisa mencapai target laba bersih setelah pendapatan sekuritas menurun dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga ini.


Editor: Rizki Caturini