KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan Indonesia terancam mengalami kekeringan likuiditas valuta asing (valas) lantaran krisis yang berkepanjangan. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyatakan, data likuiditas valas menunjukkan kecenderungan yang mengetat. Menurutnya, pertumbuhan kredit valas (sekitar 17% per April 2022) jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas (April sekitar 6%). David menambakan, pemulihan ekonomi dan perbaikan mobilitas mendorong kenaikan impor. Dengan begitu, harga barang impor juga naik, terutama untuk impor BBM sehingga butuh valas yang lebih besar.
Perbankan Indonesia Terancam Kekeringan Likuiditas Valas, Ini Kata Ekonom
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan Indonesia terancam mengalami kekeringan likuiditas valuta asing (valas) lantaran krisis yang berkepanjangan. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyatakan, data likuiditas valas menunjukkan kecenderungan yang mengetat. Menurutnya, pertumbuhan kredit valas (sekitar 17% per April 2022) jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) valas (April sekitar 6%). David menambakan, pemulihan ekonomi dan perbaikan mobilitas mendorong kenaikan impor. Dengan begitu, harga barang impor juga naik, terutama untuk impor BBM sehingga butuh valas yang lebih besar.