Perbankan Kecil Berebut Gelar Rights Issue di Semester II, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan kecil sedang mempersiapkan aksi korporasi berupa rights issue. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi tenggak waktu ketentuan modal inti minimum perbankan sebesar Rp 3 triliun yang jatuh pada akhir 2022 mendatang.

Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, masih ada sekitar 30 bank umum swasta nasional yang memiliki modal inti di bawah Rp 3 triliun per Maret 2022.

Salah satunya adalah PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD). Per Maret 2022, modal inti bank ini baru mencapai Rp 2,04 triliun.


Untuk memenuhi ketentuan permodalan itu, BSWD tengah mempersiapkan rights issue yang akan digelar pada Agustus mendatang. Bank ini membidik dana sekitar Rp 1,38 triliun dari aksi korporasi tersebut.

Sekitar 80% dana hasil rights issue akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan likuiditas. Sementara sekitar 20% dipergunakan untuk ekspansi pengkreditan dan pembelian surat berharga.

Bank of India Indonesia akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.388.800.000 saham biasa atau atas nama saham baru dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Jumlah tersebut setara 50% dari modal ditempatkan disetor penuh setelah rights issue.

Baca Juga: Masuki Pertengahan Tahun, Sejumlah Bank Terus Perkuat Permodalan

Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan BSWD, Senin (27/8), pelaksanaan rights issue itu ditetapkan dengan harga Rp 1.000 per lembar saham.

PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) yang baru memiliki modal inti Rp 1,62 triliun per Maret juga sedang mempersiapkan rights issue.

Bank milik Lippo Group ini akan menggelar rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 630 juta saham baru dengan nominal Rp 100. Nilai tersebut setara dengan 12,5% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.

Sesuai dengan Rencana Bisnis Perseroan, perseroan berencana untuk melakukan pembelian gedung perkantoran dan memanfaatkannya secara efisien guna mendukung kegiatan usaha Perseroan.

Sementara itu, PT Star Pacific Tbk (LPLI), yang akan melakukan penyetoran dalam bentuk selain uang (inbreng) pada saat pelaksanaan rights issue ini dengan aset berupa Gedung Graha Lippo di Lippo Village, Tangerang, senilai Rp 368 miliar.

PT Putera Mulia Indonesia akan bertindak sebagai Pembeli Siaga dengan penyetoran dalam bentuk uang yang total nilainya, bersama dengan pelaksanaan HMETD miliknya, sampai dengan sejumlah saham setara dengan sebanyak-banyaknya Rp35 miliar.

James Tjahaja Riady selaku pemegang 99,99% saham perseroan akan mengeksekusi haknya dan sekaligus bertindak sebagai pembeli siaga.

 
BSWD Chart by TradingView

Bank Nobu akan menggelar RUPS pada 14 Juli 2022 untuk meminta persetujuan rencana rights issue ini. Aksi korporasi akan digelar setelah dapat restu RUPS dan izin dari OJK. Dana rights issue akan digunakan untuk membeli aset LPLI dan sebagai modal kerja untuk ekspansi kredit.

"Rencana rights issue ini masih on the track," kata Suhaimin Djohan, Direktur Utama Bank Nobu pada Kontan.co.id, Senin (20/6).

PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) yang baru memiliki modal inti Rp 2,23 triliun akan melakukan rights issue  dengan menerbitkan saham baru sebanyak 1,38 miliar atau 50% dari modal di setor perusahaan.

Harga pelaksanaan rights issue tersebut belum ditetapkan. Corporate Secretary BNBA Lyvinia Sari mengatakan, dana yang didapat nantinya  akan digunakan memperkuat struktur permodalan Perseroan yang selanjutnya dipakai untuk tambahan modal kerja guna mendukung perkembangan usaha Perseroan dan investasi pada teknologi informasi.

Adapun PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) yang baru punya modal inti Rp 2,07 triliun juga akan melakukan rights issue pada kuartal IV mendatang dengan menerbitkan saham baru 19,96 miliar dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari