Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai kuartal 3 2016, industri perbankan mencatatkan penurunan rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) sebesar 80 basis points (bps) secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 81,02%. Semakin kecil rasio BOPO, bank semakin efisien mengeluarkan biaya. Penurunan BOPO terutama dikontribusikan oleh kelompok bank BUKU III (modal inti Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun) dan BUKU II (modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun). Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia September 2016, biaya operasional industri perbankan naik 27,55% yoy menjadi Rp 455,27 triliun sedangkan pendapatan operasional naik 19,41% yoy jadi Rp 561,9 triliun.
Perbankan kian efisien keluarkan biaya
Jakarta. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai kuartal 3 2016, industri perbankan mencatatkan penurunan rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO) sebesar 80 basis points (bps) secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 81,02%. Semakin kecil rasio BOPO, bank semakin efisien mengeluarkan biaya. Penurunan BOPO terutama dikontribusikan oleh kelompok bank BUKU III (modal inti Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun) dan BUKU II (modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun). Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia September 2016, biaya operasional industri perbankan naik 27,55% yoy menjadi Rp 455,27 triliun sedangkan pendapatan operasional naik 19,41% yoy jadi Rp 561,9 triliun.