Perbankan Masih Lirik Sektor Perkebunan untuk Salurkan Kredit



JAKARTA. Perkembangan sektor perkebunan yang semakin menggembirakan menjadi magnet tersendiri di mata perbankan. Pihak bank pun berlomba-lomba untuk mengucurkan kreditnya ke sektor ini. Salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Pekan lalu, Negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil bilang, "BNI akan mengucurkan dana sebesar Rp 2 triliun pada PTPN." Sayangnya, pihak BNI masih belum bisa memberikan berapa nilai pasti kredit yang akan dikucurkan.

Menurut Direktur Korporasi BNI Krishna R Soeparto, saat ini pihaknya sedang melakukan perhitungan mengenai besar kecilnya jumlah kredit yang akan ditawarkan. “Tapi yang pasti, BNI memang berminat untuk mengucurkan kredit pada PTPN, terutama penghasil kelapa sawit, gula, dan karet,” kata Krishna.


Prospek sektor maupun kinerja masing-masing PTPN memang menjadi kategori target nasabah prima BNI. Menuru Krisna bukan hanya BNI saja yang tertarik dengan kebutuhan kredit PTPN ini. "Persaingan antar bank ketat karena semua bank mau PTPN menjadi debiturnya," kata Krishna.

Asal tahu saja, selama ini, BRI menjadi pemain tunggal kreditur PTPN. Hampir seluruh PTPN pernah dijamah BRI. Di PTPN XIV yang kondisi keuangannya tidak begitu baik, BRI memberikan pinjaman melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Pada tahun ini, kredit yang sudah dikucurkan pada PTPN sebesar Rp 3 triliun dari total kredit agribisnis sebesar Rp 7 triliun.

Sebagai pemain lama, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tidak keberatan dengan niat pengucuran dana dari BNI ini. "Silakan saja, masih besar peluangnya di PTPN," kata Direktur Bisnis Umum BRI Sudaryanto Sudargo. Menurutnya, PTPN saat ini memang masih membutuhkan banyak sokongan dana.

Selain BNI, Bank CIMB Niaga juga mengaku berminat mengucurkan kredit pada PTPN. "Secara industri, kami tertarik dengan PTPN kelapa sawit," kata Direktur Korporasi dan Bisnis Bank Niaga Catherine Hadiman. Menurut Catherine, kelapa sawit merupakan salah satu target kredit Bank Niaga.

Bank Niaga memiliki alasan kuat dengan memilih sektor kelapa sawit ini. Sebab, sektor ini memiliki pertumbuhan kinerja yang memuaskan. Bank Niaga sendiri memiliki segudang berpengalaman dalam memberikan kredit, sehingga risiko yang ada juga bisa ditekan. Sampai sekarang, kontribusi perkebunan, pertanian dan perikanan mencapai 7% dari kredit yang dikucurkan Bank Niaga atau sekitar Rp 770 miliar.

Namun, Catherine mengaku belum pernah memberikan kredit pada PTPN. "Kita harus evaluasi dulu kinerja PTPN itu," janjinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie