JAKARTA. Sejumlah perbankan lokal berniat memburu pinjaman bilateral dari institusi asing untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kredit tahun ini. Pinjaman bilateral menjadi pilihan lantaran berbunga rendah. Sebagai gambaran, pada 2015, China Development Bank (CDB) mengucurkan kredit senilai US$ 3 miliar kepada bank BUMN. Kala itu, bunga yang dibebankan sebesar 2,8% dalam pinjaman dollar AS dan 3,3% dalam mata uang renminbi. Salah satu bank yang akan mengambil pinjaman bilateral adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Gatot Tri Hargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN mengatakan, BNI menjajaki pinjaman bilateral guna menggantikan global bond senilai US$ 500 juta yang jatuh tempo pada April 2017. Selain itu, BNI akan menggunakannya untuk pendanaan kredit.
Perbankan mengejar utang luar negeri
JAKARTA. Sejumlah perbankan lokal berniat memburu pinjaman bilateral dari institusi asing untuk memenuhi kebutuhan pendanaan kredit tahun ini. Pinjaman bilateral menjadi pilihan lantaran berbunga rendah. Sebagai gambaran, pada 2015, China Development Bank (CDB) mengucurkan kredit senilai US$ 3 miliar kepada bank BUMN. Kala itu, bunga yang dibebankan sebesar 2,8% dalam pinjaman dollar AS dan 3,3% dalam mata uang renminbi. Salah satu bank yang akan mengambil pinjaman bilateral adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Gatot Tri Hargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi dan Jasa Lain Kementerian BUMN mengatakan, BNI menjajaki pinjaman bilateral guna menggantikan global bond senilai US$ 500 juta yang jatuh tempo pada April 2017. Selain itu, BNI akan menggunakannya untuk pendanaan kredit.