KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar dan menengah terus mengembangkan digitalisasi layanan dan penguatan sisi keamanan seperti
cybersecurity. Belanja modal atau
capital expenditure (
capex) untuk penguatan keaamanan siber ini telah dianggarkan cukup besar di tahun ini. Adapun PT Bank Tabungan Negara (BTN) telah menyerap 25% capex IT yang dianggarkan Rp 790 miliar di tahun ini. Direktur Information Technology PT Bank Tabungan Negara (BTN) Andi Nirwoto mengatakan, anggaran capex tersebut meningkat dari tahun lalu sekitar 40%.
"Dengan penggunaan utama untuk membangun
system security, kapabilitas analytics, peningkatan kapasitas serta pengembangan-pengembangan kapabilitas digital, serta pengembangan system untuk memenuhi compliance/governance," ungkap Andi kepada kontan.co.id, Senin (20/5).
Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Serap Capex Rp 5,1 Triliun, Simak Penggunaannya Andi menerangkan, hingga akhir April 2024 serapan capex sebesar 25% tersebut telah digunakan untuk untuk solusi-solusi digital seperti peningkatan infrastruktur digital dan keamanan siber. Dalam meningkatkan keamanan digital perbankan di tahun ini, BTN juga tetap membangun 3 pilar, diantaranya penguatan proses misal security by design, penetration test, monitoring; penguatan people, seperti edukasi; serta Teknologi/systemnya. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga terus berkomitmen untuk melakukan investasi dalam hal pengembangan infrastruktur yang tangguh, memperkuat keamanan siber, meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sistem dan talenta digital, serta fokus dalam melakukan riset penelitian dan pengembangan. "Hal ini kami lakukan untuk mewujudkan berbagai inisiatif strategi, baik dari sisi modernisasi sistem maupun kerjasama teknologi dengan berbagai penyedia jasa teknologi. Implementasi ini dilakukan dengan disiplin dan terukur sebagaimana hasilnya telah terlihat nyata dalam pencapaian kinerja BRI selama ini," ujar Arga. Kendati tidak disampaikan secara detail berapa capex IT yang dianggarkan perseroan di tahun ini, namun BRI disebut Arga terus melakukan peningkatan keamanan digital dari seluruh aspek baik dari sisi teknologi, proses, maupun people. "Itulah sebabnya kami mengalokasikan sekitar seperempat dari anggaran kami untuk area ini. BRI juga telah menerapkan Cybersecurity Framework sebagai dasar pengembangan keamanan digital security," tambah Arga. BRI juga terus melakukan implementasi end-to-end security dalam semua layanan perbankan digital BRI seperti penerapan perangkat keamanan digital terkini, pengembangan aplikasi yang terintegrasi dengan security team (DevSecOps practices), monitoring keamanan TI secara real-time, penanganan proaktif kemungkinan celah sekuriti dengan vulnerability management, dan pembentukan Computer Security Incident Response Team bersertifikat BSSN.
Baca Juga: Ini Faktor Pendorong Pendapatan Telkom (TLKM) Naik 3,7% di Kuartal I-2024 Arga mengatakan, investasi ini merupakan bukti keseriusan BRI dalam memberikan kemudahan, keamanan, dan kenyamanan bagi para nasabah dalam bertransaksi. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga menyiapkan kebutuhan belanja modal untuk IT senilai Rp 3 triliun pada tahun ini. Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama menuturkan alokasi tersebut akan dipergunakan untuk pengembangan digitalisasi layanan, termasuk penguatan sisi sistem keamanan siber. Kendati tidak disebutkan lebih detail berapa capex yang sudah terserap hingga pertengahan tahun ini.
"Kami terus berkomitmen dalam melakukan investasi pada bidang teknologi guna mendorong kapabilitas BMRI dalam menghadirkan sejumlah fitur-fitur digital," ujar Timothy. Bank Mandiri juga fokus memperkuat fondasi infrastruktur digital dan menyempurnakan proses bisnis guna mendukung perkembangan transaksi digital. Selain itu, pihaknya juga menyusun strategi untuk mengurangi ketergantungan kepada para pihak ketiga dalam mengembangkan produk-produk perbankan digital secara end-to-end. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi