JAKARTA. Pesatnya perkembangan teknologi dan telepon genggam mewajibkan perbankan menyediakan layanan yang tidak mengharuskan nasabah bertransaksi di kantor cabang bank. Salah satu solusi yang sedang gandrung dikembangkan perbankan adalah mobile banking. Layanan ini memberikan kemudahan bagi para nasabah, karena bisa melakukan transaksi dan mengakses layanan bank melalui telepon seluler. Hal ini meningkatkan efisiensi, sebab bank tidak perlu menyediakan dana besar untuk ekspansi cabang. Dan penggunanya kian hari kian meningkat. Bank Internasional Indonesia (BII), misalnya. Bank milik Malayan Bank Grup Holding ini baru mengembangkan bisnis ini sejak dua tahun lalu dan telah memiliki 220.000 nasabah. Hingga Juli 2013, transaksi melalui mobile banking sudah mencapai 2,2 juta dengan nilai mencapai Rp 1 triliun. "Kami terus berusaha menambah fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," ujar Lani Dharmawan, Direktur Ritel dan Konsumer BII, pekan lalu.
Laksono, Head Electronic Banking BII, menambahkan pada akhir tahun ini, BII menargetkan jumlah pengguna mobile banking akan mencapai 280.000 - 300.000 nasabah, dengan total transaksi menyentuh Rp 2 triliun. Saat ini BII memiliki sekitar 4,3 juta nasabah. "Kami berharap, layanan ini bisa meningkatkan minat nasabah menabung. Kami berharap, saldo tabungan nasabah akan meningkat hingga 30%," ujarnya. Kredit melambat Bank Permata juga cukup serius mengembangkan layanan mobile banking. Kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, menjadi pertimbangan utama Bank Permata untuk mendorong pertumbuhan bisnis mobile banking. Tahun ini, Bank Permata menargetkan bisa mencatat jumlah pengguna mobile banking antara 400.000-450.000 nasabah. "Bahkan jika bisa, pertumbuhan itu berkala, yakni mencapai 50% dari total nasabah Bank Permata yang saat ini sekitar 1,3 juta," terang Bianto Surodjo, Head Retail Liabilities, Wealth Management and E-Channels Bank Permata.