KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, kinerja keuangan perbankan terus mencatatkan pertumbuhan, bahkan sudah mendekati target yang telah ditetapkan perusahaan. Sejumlah perbankan juga meyakini kinerjanya hingga akhir tahun akan tetap terjaga dengan baik. Meski belum merilis secara penuh laporan keuangan di kuartal III-2023, namun jika melihat laporan per Agustus 2023, kinerja perbankan terlihat terus meningkat. Sebut saja, BRI yang berhasil mencetak rekor laba di jajaran Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV pada Agustus 2023 sebesar Rp 34,82 triliun, yang naik 3,74% secara tahunan atau year on year (yoy), dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 33,56 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa target laba tahun ini bisa dicapai di angka Rp 58 triliun. Sunarso menjelaskan, bahwa pada tahun lalu, BRI membidik laba Rp 40 triliun hingga Rp 45 triliun. Adapun realisasi laba tahun 2022 senilai Rp 51,4 triliun. "Itu komitmen kami untuk
leverage capital kami yang tinggi," kata Sunarso.
Baca Juga: OJK Terus Pantau Kinerja Bank yang Baru Penuhi Modal Inti di Tahun Lalu Menurutnya, situasi ekonomi dalam negeri akan semakin dinamis ditopang kondisi politik menjelang tahun pemilu. “Adanya pemilu juga bisa berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan hal ini akan mendorong daya beli dan konsumsi rumah tangga yang meningkat”, jelasnya. Memasuki semester kedua 2023, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) juga optimistis kinerjanya akan terus bertumbuh hingga akhir tahun. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perseroan berhasil mencatatkan kinerja fungsi intermediasi yang sehat hingga Agustus 2023. Hal ini telah membawa BNI mampu mencatatkan atau PPOP lebih dari Rp 23,2 triliun, sehingga laba bersih perseroan saat ini telah mencapai Rp 13,63 triliun, tumbuh sebesar 11,98% YoY. Dengan pertumbuhan kredit mencapai 8,45% menjadi Rp 652,01 triliun. "Kredit akan terus tumbuh sesuai dengan target pertumbuhan Perseroan sebesar 7% hingga 9% pada akhir tahun 2023," katanya. Selain itu, Royke juga memaparkan bahwa permodalan juga dalam kondisi yang sangat kuat, dengan posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level 22,05% per Agustus 2023. "Dengan kinerja fungsi intermediasi yang positif dan solid ini, kami yakin untuk terus membawa BNI lompat lebih tinggi lagi," ungkapnya.
Baca Juga: BNI Perkuat Tiga Strategi untuk Menjalankan Mandat Go Global menurutnya, prospek makro pada paruh kedua tahun ini lebih positif, terutama dari sisi fiskal, dengan potensi peningkatan belanja masyarakat dan pemerintah. BNI memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun, yaitu perusahaan blue chip dari beberapa sektor ekonomi yang prospektif dan resilient, termasuk yang fokus pada mendukung green loan, hilirisasi sumber daya alam, dan manufaktur. Di samping itu, ada juga tren penguatan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah sehingga meningkatkan kredit sektor konsumer yang juga diharapkan memberikan efek pengganda ke sektor produktif.
Editor: Anna Suci Perwitasari