KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus menggenjot penyaluran kredit ke industri pengolahan. Hal ini karena potensi pertumbuhan kredit ke sektor ini diyakini masih akan terus bertumbuh sejalan dengan realisasi penyaluran kredit. Untuk diketahui, industri pengolahan menjadi sektor yang menjadi kontributor utama dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juli 2024, tercatat total penyaluran kredit perbankan ke sektor industri pengolahan mencapai Rp 1.174,03 triliun.
Jumlah ini meningkat sebesar 10,68% secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.060,75 triliun per Juli 2023.
Baca Juga: Bank KBMI 4 Sumbang Kredit Rp 3.979 Triliun per Agustus, Bank Mandiri Jadi Terbesar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memproyeksikan penyaluran kredit perbankan pada sektor pengolahan seperti manufaktur akan tumbuh drastis sesuai target di kisaran 9% sampai 11% yoy hingga akhir tahun 2024. Dian mengatakan, beberapa subsektor industri pengolahan yang diperkirakan akan menjadi sumber pertumbuhan tahun 2024, yakni industri otomotif, industri turunan produk minyak kelapa sawit (CPO), serta hilirisasi produk pertambangan. Sejumlah perbankan pun mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit ke industri pengolahan. Seperti PT Bank Mandiri, terus fokus membidik penyaluran kredit manufaktur untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di tanah air. Hingga Agustus 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke sektor manufaktur (pengolahan) tumbuh positif 14,89% yoy menjadi Rp 173,17 triliun dengan kualitas kredit yang terjaga optimal.
Baca Juga: Laba BRI Jadi yang Terbesar, Mayoritas KBMI 4 Tumbuh Single Digit di Agustus 2024 "Penyaluran kredit manufaktur tersebut paling banyak kami salurkan ke sub sektor industri makanan & minuman, logam dasar, pulp & kertas, pupuk, serta kimia dasar," ungkap Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman kepada kontan.co.id, Senin (30/9). Pria yang akrab disapa Alus ini menjelaskan, hingga akhir tahun, pihaknya tetap melanjutkan strategi yang telah di lakukan yaitu fokus untuk meningkatkan dominasi di bisnis nasabah principal (wholesale) dan tumbuh berdasarkan
ecosystem driven growth maupun sektor unggulan di wilayah untuk segmen retail agar menghasilkan portofolio yang lebih berkualitas. Melalui strategi pengembangan dan optimalisasi bisnis, Bank Mandiri optimis sampai dengan akhir tahun 2024 pertumbuhan kredit secara keseluruhan dapat tumbuh di kisaran 16%-18% dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian agar kualitas kredit tetap terjaga di level yang optimal. PT Bank Central Asia (BCA) juga BCA berkomitmen mendukung pengembangan industri manufaktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit secara
prudent. Hingga Juni 2024, tren penyaluran kredit ke sektor manufaktur tumbuh positif. BCA telah menyalurkan kredit ke sektor manufaktur senilai Rp181,5 triliun per Juni 2024, tumbuh 14,6% YoY. "Kami berharap penyaluran kredit ke sektor manufaktur dapat terus bertumbuh, selaras dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif di tengah tantangan dan dinamika perekonomian global," ucap EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn.
Baca Juga: Per Agustus, Kredit Perbankan Tumbuh 11,4% menjadi tembus Rp 7.508 triliun Hera menerangkan, BCA senantiasa berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya dengan mendorong penyaluran kredit ke berbagai sektor termasuk untuk menunjang berbagai proyek hilirisasi. BCA juga terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam memberikan kredit, dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan berdasarkan aktivitas usaha debitur dan terus mengawasi penggunaan kredit yang diberikan. Pihaknya berharap pertumbuhan kredit pada 2024 di berbagai sektor mencatatkan pertumbuhan positif. Pada tahun 2024, BCA menargetkan pertumbuhan total kredit sebesar 9%-10%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi