JAKARTA. Penghentian penambahan nasabah baru layanan wealth management oleh Bank Indonesia(BI) menjadi kesempatan bagi pihak perbankan untuk membenahi layanan perbankan prioritas mereka. Direktur Konsumer dan Ritel Bank BNI Darmadi Sutanto mengatakan, BNI akan mengevaluasi masalah rotasi relationship manager (RM).Darmadi mengatakan, seperti rekomendasi BI, mereka akan merotasi nasabah ke relationship manager lain setiap dua tahun sekali. Selama ini, rata-rata perputaran RM di BNI dilakukan per tiga tahun hingga empat tahun."Sekarang kita mencoba menangani nasabah itu melihat BNI, jangan lihat orang. BI menyarankan rotasi setiap dua tahun, jadi kita ubah SOP," kata Darmadi ketika ditemui di Jakarta, Kamis(5/5).Sementara kebijakan BI untuk melarang penggunaan blangko kosong yang sudah ditandatangani menurut Darmadi bukanlah aturan baru. Saat ini yang perlu dilakukan oleh bank adalah lebih disiplin menerapkan aturan tersebut.Sementara itu, SVP Wealth Management Bank Mandiri Inkawan D. Jusi menyatakan penggunaan blangko kosong yang sudah ditandatangani agak sulit ditolak karena terkadang nasabah yang meminta. Inkawan bilang, bank sentral sendiri menyadari hal ini sehingga penggunaan blangko kosong bertanda tangan ini masih mungkin dilakukan."Kalau bank mau melakukan ini, boleh saja, hanya BI meminta bagaimana mitigasi risikonya, baik untuk nasabah, untuk bank itu sendiri dan untuk pegawai bank. Bagaimana mengontrol supaya ini tidak disalahgunakan," kata Inkawan kepada KONTAN.Wakil Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiadmadja mengatakan, perseroan akan memperbaiki prosedur layanan wealth management sesuai permintaan BI. Rencananya, BCA akan memasang kamera CCTV di ruang khusus wealth management sehingga setiap transaksi dapat diawasi dengan mudah. "Kami akan melengkapi dengan CCTV karena terus terang saat ini kami belum ada," tutur Jahja.Selain itu, BCA juga akan meningkatkan mekanisme kontrol ganda bagi nasabah yang melakukan transaksi dengan cara diwakilkan. Jahja bilang, nasabah kaya dapat melakukan transaksi lewat telpon. "Harus ada dual checking. Jadi nasabah telpon ke karyawan BCA sebut saja A untukmenginstruksikan transaksi. Lalu A harus memberitahu karyawan lain, sebut saja B dan si B ini nanti yang harus mengecek ke nasabah, betul tidak nasabah telah menginstruksikan ini," tuturnya.Direktur Bank Mutiara Benny Purnomo mengatakan hal senada. Meski masih kecil, namun bank yang dulunya bernama bank Century tersebut berupayauntuk meningkatkan layanan bagi nasabah kayanya. Benny bilang, sebagian besar nasabah kaya di Bank Mutiara merupakan kalangan swasta dan pedagang. Saat ini, total nasabah tajir tersebut sekitar 2.000 nasabah dari total nasabah sekitar 50.000 nasabah."Tahun ini target kami total nasabah kaya bisa meningkat 25-30%," ujar Benny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perbankan ramai-ramai berbenah layanan wealth management
JAKARTA. Penghentian penambahan nasabah baru layanan wealth management oleh Bank Indonesia(BI) menjadi kesempatan bagi pihak perbankan untuk membenahi layanan perbankan prioritas mereka. Direktur Konsumer dan Ritel Bank BNI Darmadi Sutanto mengatakan, BNI akan mengevaluasi masalah rotasi relationship manager (RM).Darmadi mengatakan, seperti rekomendasi BI, mereka akan merotasi nasabah ke relationship manager lain setiap dua tahun sekali. Selama ini, rata-rata perputaran RM di BNI dilakukan per tiga tahun hingga empat tahun."Sekarang kita mencoba menangani nasabah itu melihat BNI, jangan lihat orang. BI menyarankan rotasi setiap dua tahun, jadi kita ubah SOP," kata Darmadi ketika ditemui di Jakarta, Kamis(5/5).Sementara kebijakan BI untuk melarang penggunaan blangko kosong yang sudah ditandatangani menurut Darmadi bukanlah aturan baru. Saat ini yang perlu dilakukan oleh bank adalah lebih disiplin menerapkan aturan tersebut.Sementara itu, SVP Wealth Management Bank Mandiri Inkawan D. Jusi menyatakan penggunaan blangko kosong yang sudah ditandatangani agak sulit ditolak karena terkadang nasabah yang meminta. Inkawan bilang, bank sentral sendiri menyadari hal ini sehingga penggunaan blangko kosong bertanda tangan ini masih mungkin dilakukan."Kalau bank mau melakukan ini, boleh saja, hanya BI meminta bagaimana mitigasi risikonya, baik untuk nasabah, untuk bank itu sendiri dan untuk pegawai bank. Bagaimana mengontrol supaya ini tidak disalahgunakan," kata Inkawan kepada KONTAN.Wakil Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiadmadja mengatakan, perseroan akan memperbaiki prosedur layanan wealth management sesuai permintaan BI. Rencananya, BCA akan memasang kamera CCTV di ruang khusus wealth management sehingga setiap transaksi dapat diawasi dengan mudah. "Kami akan melengkapi dengan CCTV karena terus terang saat ini kami belum ada," tutur Jahja.Selain itu, BCA juga akan meningkatkan mekanisme kontrol ganda bagi nasabah yang melakukan transaksi dengan cara diwakilkan. Jahja bilang, nasabah kaya dapat melakukan transaksi lewat telpon. "Harus ada dual checking. Jadi nasabah telpon ke karyawan BCA sebut saja A untukmenginstruksikan transaksi. Lalu A harus memberitahu karyawan lain, sebut saja B dan si B ini nanti yang harus mengecek ke nasabah, betul tidak nasabah telah menginstruksikan ini," tuturnya.Direktur Bank Mutiara Benny Purnomo mengatakan hal senada. Meski masih kecil, namun bank yang dulunya bernama bank Century tersebut berupayauntuk meningkatkan layanan bagi nasabah kayanya. Benny bilang, sebagian besar nasabah kaya di Bank Mutiara merupakan kalangan swasta dan pedagang. Saat ini, total nasabah tajir tersebut sekitar 2.000 nasabah dari total nasabah sekitar 50.000 nasabah."Tahun ini target kami total nasabah kaya bisa meningkat 25-30%," ujar Benny. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News