Perbankan siap bekerjasama dengan BP Tapera untuk salurkan KPR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mengaku siap untuk menjadi mitra Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dalam mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Bank optimis kehadiran BP Tapera bisa mendorong pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) mereka.

Budi Satria, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) mengatakan, BP Tapera memiliki potensi yang cukup besar dalam mendorongkrak penyaluran KPR perseroan ke depan.

"Saat ini BP Tapera masih melakukan persiapan infrastruktur, tapi setelah mereka mulai kerja akan membawa dampak besar dalam penyaluran KPR apalagi mereka menyebut akan menawarkan bunga yang bersaing dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahaan (FLPP)." kata Budi pada Kontan.co.id baru-baru ini.


Potensi besar tersebut sejalan dengan kesamaan visi keduanya yakni untuk mendukung program pemerintah. BTN saat ini merupakan bank penyalur KPR subsidi terbesar.

Meskipun diperkirakan membawa dampak besar dalam mendorong pembiayaan hunian terjangkau ke depan, namun Satria melihat dampaknya ke BTN di awal-awal belum akan besar dan itu pun baru akan berdampak tahun depan.

Sementara tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan KPR sekitar 15% tahun ini. Namun, per April 2019, bank pelat merah ini telah mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 22,29% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp150,9 triliun pada April 2018 menjadi Rp184,53 triliun. Adapun KPR Subsidi naik 29,37% menjadi Rp104,13 triliun dan KPR Non-subsidi tumbuh 14,19%.

Selain BTN, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP, anggota indeks Kompas100) juga siap menjadi mitra BP Tapera dalam menyalurkan KPR. "Kita akan ikut BP Tapera. Tapi kita belum tahu berapa porsinya karena belum tanda tangan kerjasama dengan mereka." ungkap Rivan A Purwantorio, Direktur Bank Bukopin.

Saat ini porsi KPR menyumbang porsi 30% terhadap total kredit konsumer Bukopin. Setelah mulai kerjasama dengan BP Tapera nantinya, Bukopin akan mengerek porsi penyaluran KPR menjadi 40% di tahap awal.

Tahun ini, Bukopin menargetkan penyaluran KPR tumbuh 10%. Namun, per Mei, pertumbuhannya baru mencapai 4%. Rivan bilang, penyaluran KPR tersebut sedikit lambat karena perubahan strategi bisnis perseroan yang mulai memfokuskan diri pada pembiayaan rumah baru.

Sementara Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan Ariev Baginda Siregar menjelaskan, kehadiran BP Tapera ditujukan agar kebutuhan hunian kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) akan dapat dipenuhi. Kehadirannya, terutama untuk menyediakan dana murah jangka panjang.

Per April 2019, BP Tapera telah memiliki dana senilai Rp10,4 triliun. Dana tersebut berasal dari Taperum-PNS yang nantinya akan diperuntukkan bagi pemupukan, pemanfaatan, dan dana cadangan bagi peserta yang pensiun.

Ke depannya dana itu akan terus meningkat karena anggota BP Tapera diperkirakan akan mencapai 139 juta orang pada 2024. Saat ini anggota BP Tapera baru Aparatur Sipil Negara (ASN), namun tahun 2020 akan mulai masuk TNI/Polri.

"Dana Tapera ini nanti akan dibagi dua yakni untuk pemupukan dan pengembalian tabungan para pensiunan. Sebagai bagian dari itu, kita akan menyediakan pembiayaan KPR. Skema pembiayaannya baru kita bahas setelah persiapan infrastruktur BP Tapera rampung yang kita kejar tahun ini. Rencananya bunganya akan bersaing dengan FLPP." jelas Ariev.

Untuk penyaluran pembiayaan itu, Ariev bilang, BP Tapera akan akan melakukan tender kepada bank-bank yang ingin ikut bermitra. "Kami akan aktif mendatangi bank-bank tapi tetap akan melakukan beauty contest karena kesehatan banknya juga harus diperhatikan."tambah Ariev.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi