Perbankan siap menyatukan mesin pembaca kartu uang



JAKARTA. Impian masyarakat memakai satu kartu uang elektronik atau electronic money (e-money) pada mesin pembaca bakal terwujud. Perbankan yang mengelola bisnis e-money bersepakat ingin memiliki satu mesin pembaca dari banyak kartu e-money.

Industri perbankan bersama Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) tengah membahas rencana penyatuan mesin pembaca kartu e-money.

BI terus mendorong agar bank menyatukan mesin pembaca kartu e-money demi mempermudah layanan terhadap nasabah. Saat ini, BI memimpin pembahasan interkoneksi dengan perbankan dan perusahaan telekomunikasi. "Saya rasa dapat terwujud pada 2014," kata Rosmaya Hadi, Direktur Eksekutif Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI kepada KONTAN, Selasa (8/10).


BI mencatat, nilai transaksi uang elektronik per Agustus mencapai Rp 279,9 miliar, atau tumbuh 67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun volume transaksi e-money hingga Agustus mencapai 11,07 juta, naik 30% ketimbang setahun lalu sebanyak 8,49 juta.

Rahmat B Triaji, Vice President Electronic Banking Bank Mandiri, menyampaikan, perbankan akan melakukan standardisasi penyatuan mesin pembaca kartu e-money pada tahun 2015. Namun belum ada kesepakatan tentang siapa yang akan menjadi acquiring atau issuing. "Kami melakukan pembicaraan melalui ASPI," ucap dia.

Menurutnya, perlu ada kesepakatan standardisasi interkoneksi, karena ada kelompok bank yang melakukan investasi besar pada satu proyek pembaca kartu e-money. "Bank yang sudah mengeluarkan investasi besar perlu memperoleh revenue," kata Rahmat.

Per Agustus 2013, kartu e-money yang sudah terbit mencapai 3,25 juta kartu. Target akhir tahun nanti adalah 3,5 juta kartu.

Sebelumnya, Direktur Bank Cerntral Asia (BCA) Suwignyo Budiman menilai, perlu ada kesepakatan bisnis dalam interkoneksi e-money. Maklum, BCA memiliki pasar e-money di sarana parkir, artinya sudah berinvestasi besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo