Perbankan Siapkan Strategi Agar Jaringan Telekomunikasi Aman untuk Layanan Digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepastian akan ketersediaan jaringan telekomunikasi menjadi tantangan perbankan di tengah perkembangan transaksi yang sudah semakin berbasis digital. 

Tantangan digital banking tidak hanya dari sisi isu perlindungan dan pertukaran data pribadi nasabah dan risiko serangan siber, tetapi juga tantangan dari kebutuhan infrastruktur jaringan komunikasi.

Ketika semua layanan perbankan serba digital maka akan sangat menganggu dan merugikan ketika terjadi gangguan pada operator telekomunikasi. 


Sejumlah bank telah mencari inisiatif untuk memastikan jaringan telekomunikasi tetap aman. Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk. Perseroan sedang melakukan inisiatif penguatan layanan telekomunikasi untuk memastikan layanana digital bisa berjalan dengan lancar di area blank spot atau saat layanan operator sedang bermasalah.

Baca Juga: Transaksi Tanpa Kartu, Kebiasaan Baru Ratusan Ribu Nasabah blu by BCA Digital

Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya tidak akan berinvestasi di satelit karena biaya investasinya mahal dan tidak sesuai dengan bisnis bank secara skala ekonomi. Namun, untuk memastikan layanan telekomunikasi berjalan lancar, perseroan sedang mengkaji untuk menyewa satelit.

"Kita dengar ada starling low Earth orbit (LEO) misalnya. Kita akan coba masuk ke sana. Kita akan sewa tetapi tidak semua, kita akan sewa slotnya, kita akan kerjasama dengan beberapa vendor sehingga kiat punya backup jaringan telekomunikasi," kata Darmawan baru-baru ini.

Bank Mandiri saat ini masih sangat tergantung pada kekuatan infrastruktur PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Darmawan melihat satelit komunikasi sangat penting bagi industri perbankan karena sehebat apa pun aplikasi Livin' by Mandiri dan layanan digitalnya, tanpa kelancaran sinyal, tak akan bisa jalan. 

"Apabila layanan telekomunikasi sedang down, mau cabangnya masih buka, ATM masih ada, channel lain masih jalan, sepanjang Livin' mati, Bank Mandiri gone. Jadi ini yang kita akan jaga," ujarnya. 

Transaksi di Bank Mandiri saat ini sudah sekitar 98% dilakukan secara digital. Oleh karena itu, perseroan juga terus mengotimalkan layanan digitalnya, terutama Livin' dan Kopra. 

Saat ini kapasitas Livin' sudah bisa melayani hampir mencapai 15.000 transaksi per detik. Sampai akhir tahun akan ditingkatkan  menjadi 50.000 transaksi dan ke depannya lagi akan dikembangkan hingga 100.000 transaksi per detik.

Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) hingga saat ini telah menyewa sebanyak 6 satelit, yakni Telkom 3S, Measat 3A, Asiasat, Apstar 5C, Telkom 4 dan Apstar 9. 

“Kami melihat, menyewa satelit merupakan opsi terbaik saat ini. Dengan menggunakan multi provider dan satelit untuk meminimalisir potensi gangguan layanan kepada nasabah,” kata Hera F Haryn, EVP Sekreatriat dan Komunikasi Perusahaan BCA kepada Kontan.co.id, Jumat (30/9).

Sebagai informasi, per akhir Juni 2022, BCA melayani 31 juta rekening nasabah dan memproses sekitar 62 juta transaksi setiap harinya, didukung oleh 1.242 kantor cabang, 18.065 ATM serta layanan internet & mobile banking dan contact center Halo BCA yang dapat diakses 24 jam. 

Dari tahun ke tahun, kata Hera, BCA telah memperkuat komposisi ATM Setor Tarik (Cash Recycling Machine/CRM) di jaringan ATM BCA. Adanya ATM Setor Tarik memungkinkan nasabah melakukan penarikan dan penyetoran tunai selama 24 jam. 

Selain itu, kehadiran ATM Setor Tarik membantu nasabah yang memiliki mobilitas tinggi serta meminimalisir antrian. Melalui mesin ATM Setor Tarik, nasabah dapat langsung melakukan penyetoran uang tunai tanpa mengisi formulir, serta bisa dilakukan di luar jam kerja bahkan di hari libur.

Baca Juga: Inilah Daftar Biaya Admin BCA untuk Berbagai Transaksi

Ke depan, BCA akan terus memperkuat serta memperluas ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga terus memastikan ketersediaan jaringan telekomunikasi untuk menunjang layanan perbankan perseroan yang sudah semakin digital. 

"Saat ini kami tidak punya satelit sendiri, tetapi kami menggunakan berbagai jaringan beserta alternatifnya, termasuk jaringan 4G. Dan di ddalam penyedia layanan termasuk juga layanan satelit," kata Lani Darmawan Presiden Direktur CIMB Niaga kepada Kontan.co.id, Jumat (30/9).

Ke depannya, CIMB juga bisa menambah sewa satelit lagi tergantung pada perkembangan transaksi perbankan yang ada di perseroan. 

Sejauh ini baru satu bank di Tanah Air yang memilih berinvestasi satelit sendiri, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Bank ini telah menginvestasikan Rp 3,3 triliun untuk meluncurkan satelit pertamanya pada tahun 2016. 

Satelit BRI tersebut dirakit oleh perusahaan SSL dan mengorbit di 150.5 BT atau di atas langit Papua. Sebelumnya, bank ini juga telah mewacanakan untuk meluncurkan satelit kedua yang ditargetkan pada tahun 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi