Perbankan syariah mematok tinggi target pertumbuhan pembiayaan



JAKARTA. Tahun lalu, pertumbuhan perbankan syariah berhasil melampaui ekspektasi. Bercermin dari kesuksesan itu, tak heran bila tahun ini beberapa bank syariah berani mematok target tinggi.BNI Syariah misalnya, menargetkan pembiayaan di 2011 tumbuh sekitar 50%. Akhir 2010, anak usaha Bank BNI ini membukukan pembiayaan Rp 4,9 triliun, naik 48,48% dibandingkan pencapaian tahun 2009 yang sebesar Rp 3,3 triliun.

Rizqullah, Direktur Utama BNI Syariah menjelaskan, komposisi pembiayaan tahun ini tidak banyak berubah. Segmen pembiayaan ritel masih mendominasi, dengan kontribusi lebih dari 75%. Jika segmen ini diperinci lagi, sebagian besar mengalir ke pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR) dan pembiayaan konsumsi lewat produk Hasanah Card atau kartu kredit syariah yang tahun ini ditargetkan naik 100%. Akhir Desember lalu, pembiayaan Hasanah Card mencapai Rp 900 miliar dan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) kartu ini sebesar 0,17%. Secara total, NPF BNI Syariah berada di level 3%. "Ini masih baik. Masih di bawah syarat BI yang 5%," tuturnya.Sementara Bank Syariah Bukopin menargetkan pertumbuhan bisnis di kisaran 40%. Demi mencapai target itu, manajemen akan memperbanyak kantor cabang dan memperkuat pemasaran. "Pertumbuhan 40% adalah target minimal kami," kata Riyanto, Direktur Utama Bank Syariah Bukopin.Bank Victoria Syariah lebih bombastis lagi. Bank ini mengincar pertumbuhan pembiayaan hingga 1.103% atau mencapai Rp 320 miliar dari pencapaian 2010 yang hanya Rp 29 miliar. Manajemen optimistis, bisa merealisasikan target itu karena lebih mandiri dalam berbisnis.Victoria Syariah memisahkan diri atau spin off pada April 2010, "Sejak menjadi bank syariah, kami memulai pembiayaan dari nol. Ini lebih sulit karena kami harus menghitung risiko," kata Sari Idayanti, Direktur Utama Bank Victoria Syariah, Kamis (27/1). Dari total aset Rp 337 miliar, sebanyak Rp 254 miliar berupa surat berharga dan pembiayaan hanya Rp 29 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: