KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembiayaan perbankan syariah masih tumbuh cukup baik sepanjang tahun ini meskipun pembiayaan secara nasional masih lesu. Tahun depan, bank-bank syariah juga optimis pembiayaan bisa lebih kencang lagi dari tahun ini. Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) misalnya, mencatatkan pembiayaan pada kuartal III-2021 tumbuh 8,5% secara
year on year (YoY) menjadi Rp 35,4 triliun. Sampai akhir tahun, UUS ini optimis bisa mencatat pertumbuhan minimal 10%. Mayoritas pembiayaan CIMB Niaga Syariah masih ditopang segmen konsumer dimana sepanjang sembilan bulan pertama ini naik 18,4% dibandingkan akhir tahun lalu atau bertambah Rp 2,9 triliun menjadi Rp 18,7 triliun dan UMKM naik 22,8% menjadi Rp 1,5 triliun.
"Tahun depan, kami juga memastikan pembiayaan akan tumbuh dua digit. Besarannya target rencana bisnis bank (RBB) masih dibicarakan dengan OJK dan di internal juga belum ketuk palu. Namun, dipastikan akan tumbuh jauh di atas 10%," kata Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara dalam konferensi pers, Kamis (18/11). CIMB Niaga Syariah masih akan tetap fokus menggenjot pembiayaan di segmen konsumer. Pasalnya, UUS ini sudah terlanjur punya perangkat digital yang baik untuk mendukung segmen ini. Pembiayaan konsumer terbesar yang akan dibidik masih di kepemilikan perumahan (KPR) dan ditopang oleh
personal loan atau kartu pembiayaan.
Baca Juga: Pembiayaan berkelanjutan CIMB Niaga Syariah telah mencapai Rp 337 triliun UMKM juga tetap akan didorong dan diperkirakan akan tumbuh dua digit namun volumenya tidak akan sebesar konsumer. Di segmen korporasi, CIMB Niaga Syariah akan mulai menargetkan pertumbuhan sejalan dengan perkembangan konsumer dan UMKM. "Konsumer mulai naik dan pedagang-pedagang kecil mulai bergerak maka korporasi pasri akan mulai naik. Sedangkan komersial, kami masih
wait and see," tutur Pandji. UUS PT Bank Permata Tbk (Permata Syariah) juga mencatatkan pertumbuhan pembiayaan dua digit hingga kuartal III atau sebesar 10,6% menjadi Rp 15,7 triliun. Herwin Bustaman, Direktur Permata Syariah memperkirakan pertumbuhan bisnis hingga akhir tahun juga akan dua digit namun dengan tetap selektif. Ke depan, Permata Syariah melihat potensi pembiayaan untuk tumbuh secara organik masih besar. "Ke depan kami akan mulai masuk ke margin lebih lebar seperti UKM dan
trade financing, juga akan masuk melayani ke ekosistem-ekosistem syariah untuk meningkatkan NIM," katanya. Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) juga menyakini ekspansi pembiayaan tahun 2022 akan membaik seiring dengan proyeksi ekonomi yang diperkirakan semakin pulih. "Tahun depan, pembiayaan tumbuh 9%- 10% mungkin dicapai jika pandemi melandai. Dalam 10 bulan ini, kami melihat
demand meningkat. Likuiditas juga diperkirakan meningkat," kata Hery baru-baru ini.
Baca Juga: Bank Muamalat targetkan rights issue Rp 1,194 triliun, BPKH bakal jadi stanby buyer Selama 10 bulan pertama tahun ini, BSI telah melakukan strategi untuk menyalurkan pembiayaan. Pertama, perseroan fokus pada konsumer, ritel dan mikro. Hery bilang, target
market yang dibidik di segmen ini adalah
fixed income karena memastikan kualitas aset terjaga. Kedua, perseroan selektif salurkan pembiayaan di segmen korporasi dan komersial. BSI memilih sektor yang masih atraktif seperti perkebunan, telekomunikasi, hospital, farmasi dan lain-lain. Hingga akhir tahun, bank ini memperkirakan pembiayaan tumbuh 6%-7%. Sementara per September 2021, perseroan mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,38% YoY menjadi Rp 163,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari