KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak mau kalah dengan bank konvensional, perbankan syariah juga terus memacu pembiayaannya kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai sektor. Langkah tersebut sejalan dengan upaya pemerintah mendorong porsi pembiayaan di sektor UMKM yang mencapai 30% pada tahun 2024. Bank Mega Syariah misalnya, per April 2024 mencatatkan pembiayaan UMKM lebih dari Rp 1,4 triliun atau meningkat sebesar 8,54% secara tahunan atau year on year (YoY). "Perkembangan pembiayaan kepada UMKM saat ini masih cukup menjanjikan pasca pemilu. Hal ini dapat dilihat adanya pertumbuhan pembiayaan ke sektor tersebut per April tumbuh 8,54% yoy," ungkap Business Banking & Joint Financing Division Head Bank Mega Syariah Ferdy Kusumah kepada kontan.co.id, Kamis (16/5).
Baca Juga: Hingga Kuartal I 2024, BSI Catat Portofolio Pembiayan Berkelanjutan Rp 59,19 Triliun Ferdy mengatakan, dengan pertimbangan telah selesainya masa pemilu diharapkan perekonomian akan terus membaik dan tumbuh. Pihaknya juga optimis atas peningkatan dan pencapaian target pembiayaan di akhir tahun 2024, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam peningkatan pembiayaan ke sektor UMKM, Bank Mega Syariah masih mengandalkan sektor bisnis yang sudah menjadi fokus Bank diantaranya sektor pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain, saat ini pihaknya juga mulai mengembangkan ke beberapa sektor yang cukup menjanjikan seperti sektor perdagangan, konstruksi, manufaktur dan jasa lainnya. Selain itu, potensi pembiayaan langsung dan rantai pasok, misalnya bersumber dari mitra Nasabah komersial yang bergerak dalam sektor produktif. Penyaluran pembiayaan lainnya yang berasal dari pembiayaan kepada kontraktor untuk pengembangan proyek pemerintah atau swasta yg berbasis Kontrak. PT Bank BCA Syariah juga tercatat telah menyalurkan pembiayaan UMKM sebesar Rp 1,9 triliun per Maret 2024. Komposisi pembiayaan UMKM BCA Syariah mencapai 20,70% dari total pembiayaan perseroan yang mencapai Rp 9,3 triliun. Adapun, penyaluran pembiayaan UMKM menjadi kontributor terbesar dalam portfolio keuangan berkelanjutan dengan komposisi sebesar 69,85% dari total pembiayaan berkelanjutan yang tercatat sebesar Rp 2,7 triliun. Direktur BCA Syariah Ina Widjaja mengatakan, penyaluran pembiayaan UMKM BCA Syariah terbesar saat ini ada pada sektor pertanian dan perkebunan melalui skema pembiayaan inti plasma kepada petani sawit yang berkelanjutan. Selain penyaluran pembiayaan, BCA Syariah juga menilai program pemberdayaan dan pelatihan UMKM perempuan merupakan bagian dari implementasi strategi keuangan berkelanjutan BCA Syariah pada pilar institusi yang kontributif dan bertanggung jawab. “BCA Syariah senantiasa berupaya melaksanakan tanggung jawab sosial untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus meningkatkan literasi keuangan syariah,” kata Ina.
Baca Juga: Kasak Kusuk Lima Skenario Spin Off Unit Usaha Syariah Perbankan Setali tiga uang, pada tiga bulan pertama tahun 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatat peningkatan portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainability financing) sebesar 15% secara tahunan, mencapai total Rp 59,19 triliun. Dari jumlah tersebut, pembiayaan yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS) mendominasi dengan total Rp 46,62 triliun. "Langkah ini menegaskan komitmen BSI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta memperkuat sektor UMKM dan lingkungan hidup melalui pembiayaan yang bertanggung jawab," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Adapun pertumbuhan UMKM BSI terhadap Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) mencapai 35,4% per Maret 2024. BSI juga terus mendukung UMKM Indonesia dengan mendirikan UMKM Center di Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya yang mendukung terhadap 3.185 nasabah. Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga meminta perbankan syariah untuk meningkatkan akses pembiayaan syariah bagi UMKM. Hal ini dalam rangka memajukan industri perbankan syariah agar bisa jauh lebih besar. Wapres mengharapkan adanya peningkatan akses pembiayaan syariah bagi UMKM guna mendorong terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi