KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor UMKM meningkat, sejumlah perbankan terus menjaga rasio NPL bahkan berupaya untuk menurunkannya di tahun ini. Bank Indonesia (BI) mencatat rasio kedit bermasalah (NPL) rata-rata perbankan nasional meningkat ke level 3,99% per Agustus 2023. Sementara itu risiko kredit mikro dan kecil lebih tinggi lagi dengan posisi NPL masing-masing 5,66% dan 4,48%. Di sisi lain relaksasi restrukturisasi Covid-19 masih akan berakhir sampai Maret 2024 mendatang. Di sisi lain, suku bunga kredit UMKM di perbankan juga naik 11,01% pada Agustus dari 10,97% bulan Juli lalu. Kenaikan ini terutama didorong kenaikan bunga kredit mikro dari12,83% menjadi 12,92% per Agustus.
Meski begitu, sejumlah bank masih dapat menjaga rasio NPL di segmen UMKM pada posisi yang aman. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya, sebagai bank yang yang memiliki portofolio kredit terbesar di sektor UMKM, rasio NPL BRI masih terjaga di level 2,95% per Juni 2023, turun dari rasio NPL 3,26% pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: OJK Catat Sejumlah Bank Ini Memiliki Rasio Kredit Macet di Atas 5% Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi merinci kredit restrukturisasi Covid-19 berkurang sebesar Rp 180,65 triliun dari total akumulasi kredit restrukturisasi sebesar Rp 263,8 triliun. Sehingga outstanding kredit restrukturisasi Covid-19 tersisa sebesar Rp 83,23 triliun per Juni 2023. "Debitur yang gagal diselamatkan relatif kecil atau kurang lebih hanya 2% dari total yang direstrukturisasi," kata Hendy kepada Kontan, Senin (25/9). Adapun strategi untuk mengantisipasi gagal kredit adalah dengan menyiapkan soft landing strategy, di antaranya dengan menyiapkan pencadangan yang memadai. BRI mencatat per Juni 2023, NPL Coverage mencapai 248,54%. "Kedepan, BRI optimistis kredit restrukturisasi terdampak Covid-19 akan terus menurun seiring dengan semakin pulihnya ekonomi pasca pandemi," kata Hendy. Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat rasio NPL di sektor UMKM terjaga dengan baik di semester I 2023 dengan posisi 1,9%. Anka ini turun dari 2,2% pada tahun lalu. Sejalan dengan rasio NPL yang menurun, outstanding restrukturisasi kredit UMKM BCA juga terus mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, seiring dengan pemulihan ekonomi. Total restrukturisasi kredit saat ini didominasi oleh kategori Lancar (kolektibilitas 1). Sementara dari total realisasi pembiayaan kepada UMKM mencapai Rp 109,8 triliun per Juni 2023, atau tumbuh 16,5% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total kredit BCA sebesar 9,0% yoy. Di sisi lain, BCA masih belum menaikkan suku bunga kredit di sektor UMKM. Hera mengatakan suku bunga dasar kredit (SBDK) dari BCA termasuk yang terendah di antara bank-bank lainnya. "Ditopang likuiditas yang memadai, kami optimistis dapat menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F Haryn kepada Kontan, Senin (25/9). Sejalan dengan itu, BCA juga akan terus mengoptimalkan penyalurkan kredit ke sektor UMKM serta berkomitmen untuk mendukung pembiayaan inklusif serta pencapaikan RPIM yang ditetapkan pemerintah dan regulator.
Baca Juga: UMKM Pulih, Kualitas Kredit BRI Semakin Sehat Di sisi lain, meski tidak merinci berapa rasio NPL kredit UMKM, namun secara total kredit, PT Bank Sinarmas Tbk mencatat rasio NPL yang meningkat di atas 5% per Juni 2023.
Hal ini disebabkan oleh memburuknya usaha beberapa debitur, belum lagi turunnya kolektibilitas ini belum diimbangi dengan pertumbuhan kredit kembali. Meski begitu, Direktur Utama Bank Sinarmas Frenky Tirtowijoyo menyampaikan pihaknya masih terus berupaya untuk melakukan penyelesaian di mana telah dilakukan restrukturisasi. Hingga saat ini pun pembayaran para debitur masih berjalan lancar. "Bank Sinarmas terus melakukan pemantauan dan komunikasi secara intensif atas performa debitur sehingga diharapkan dapat segera pulih dan kembali normal," kata Frengky kepada Kontan belum lama ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi