KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu bisnis
wealth management di tahun ini melalui layanan digital. Melalui strategi tersebut, diharapkan dana kelolaan nasabah kaya meningkat dan menopang bisnis perusahaan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) misalnya yang mencatat perkembangan bisnis
wealth management dengan peningkatan 24% secara tahunan alias
year on year (YoY)
dalam pencapaian
fee based income (FBI). "Melihat tantangan
market saat ini hingga akhir tahun, kami meyakini pertumbuhan masih berlangsung namun
limited," kata Direktur
Distribution & Funding PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Jasmin kepada kontan.co.id, Jumat (11/11).
Dalam melakukan pemasaran, Bank BTN mengkombinasikan pemasaran melalui
channel cabang, media digital, dan
customer event secara
onsite dan
online.
Baca Juga: Permintaan Kredit dan Bunga Meningkat, DPK Perbankan Masih Bisa Naik 8% pada 2023 "Khusus untuk total dana kelolaan Nasabah Prioritas, kami target kan di atas Rp 46 triliun hingga akhir tahun 2022," imbuh Jasmin. Bank BTN melakukan transformasi dimana
service culture dikonversi menjadi
sales & service culture, dengan peningkatan kompetensi melalui eksternal dan internal training dan
certification. “Juga didukung dengan
wealth management advisory proposition dimana dukungan
investment, bancassurance, dan
retail treasury specialists diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis
wealth management,” tambahnya. BTN juga meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah terhadap
advisory quality dari Bank BTN.
Relaunching BTN Prioritas Customer Value Proposition yakni Defining Your Priority juga diharapkan akan meningkatkan
loyalty nasabah sekaligus mendukung kegiatan
acquisition. Sementara itu, PT Bank Central Asia (BCA) memacu bisnis
wealth management dengan mengoptimalkan platform investasi WELMA. Direktur BCA, Haryanto Budiman menyebut, transaksi investasi melalui aplikasi WELMA BCA menunjukkan tren yang positif. "Nasabah BCA yang telah mengunduh aplikasi WELMA mencapai lebih dari 475.000 pengunduh hingga saat ini. Dengan nominal transaksi lebih dari Rp 50 triliun, sejak diluncurkan akhir tahun 2019 hingga Agustus 2022," kata Haryanto. Tak hanya itu, BCA juga menggandeng Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) meluncurkan produk Reksadana terbaru bernama Bahana Gebyar Dana Likuid (BGDL). Produk tersebut melengkapi instrumen investasi yang sudah tersedia melalui berbagai kanal investasi BCA, terutama melalui aplikasi Wealth Management (WELMA) BCA.
Baca Juga: Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp 299,64 Triliun hingga 31 Oktober 2022 PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga menargetkan pertumbuhan nasabah
wealth management bisa melebihi dari 15% pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, hingga September 2022
assets under management (AUM) perusahaan tumbuh 15%. Sementara jumlah nasabah kelolaan juga tumbuh lebih dari 25% yoy.
"Oleh karena itu hingga akhir tahun 22, BRI optimis bisnis
wealth management akan terus tumbuh dan bisa mencapai 15% melalui peningkatan AUM yang diproyeksikan mencapai lebih dari 20%," katanya. BRI juga telah menyiapkan strategi untuk memperkuat pertumbuhan bisnis
wealth management. Diantaranya dengan melengkapi
scoring models dan
data analytics pada platform
wealth management BRI. "Inovasi ini memungkinkan perseroan mengetahui profil kebutuhan kustomer berdasarkan risiko dan segmennya. Diharapkan hal ini dapat memberikan solusi perencanaan keuangan yang tepat bagi para nasabah," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi