JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai bahwa likuiditas perbankan cenderung mengetat di semester pertama ini. Namun bank sentral ini meyakini bahwa posisi likuiditas perbankan akan membaik di semester kedua. Pasalnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) akan meningkat dengan adanya pertumbuhan giro. "Semester kedua (likuiditas) akan naik lagi, sejalan dengan ekspansi rekening pemerintah," sebut Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, tadi malam. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Mei, giro perbankan berada di posisi Rp 563 triliun. Jumlah tersebut cuma tumbuh 8,6% dari Rp 518,3 triliun di Mei tahun lalu. Di pengujung tahun ini, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) memiliki target pencapaian giro korporasi antara Rp 82 sampai 85 triliun. Jumlah tersebut diprediksi meningkat 51%-57% dibanding Rp 54 triliun di akhir tahun 2012. "Perusahaan-perusahaan besar, dana besar, aktivitas besar, dan kualitas. Kita ada di skala ratusan miliar untuk perputaran dana minimal per perusahaan," ungkap Executive Vice President (EVP) General Manager Transactional Banking Services Division BNI, Iwan Kamaruddin, Rabu, (31/7). Ia menyebut, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu penggerak giro. Pasalnya, perusahaan BUMN memiliki kegiatan besar dengan tingginya perputaran dana. Dari 146 perusahaan BUMN, Iwan mengaku 40-50% aktif bertransaksi dengan BNI. Pada posisi Juni ini, giro korporasi yang BNI tampung telah mencapai Rp 75 triliun. Jumlah giro korporasi tersebut berporsi mayoritas yaitu 92,4% dari total pencapaian giro keseluruhan, Rp 81,1 triliun. Iwan bilang bahwa giro perusahaan ini dapat menghasilkan peningkatan Net Interest Income (NII) dan Net Interest Margin (NIM) bank. Pada semester pertama 2013, NII dan NIM BNI masing-masing berada di angka Rp 8,8 triliun dan 6,2%. Akhir tahun lalu, pangsa pasar giro BNI yaitu 9%-10%. BNI masih menjadi nomor 3 di pasar setelah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Pada pengujung tahun ini, BNI berharap dapat meningkatkan pangsa pasar gironya ke posisi 12%. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pun menyatakan bahwa giro akan mengalami kenaikan di semester kedua. "Giro ada masanya. Biasanya mulai tumbuh di semester kedua," sebut Direktur Keuangan BRI, Achmad Baiquni. Pada posisi Juni, giro BRI tercatat Rp 81,6 triliun. Jumlah tersebut hanya naik 8,8 % dari Rp 75 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Giro BRI memegang porsi 18% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI, Rp 438,9 triliun. Baiquni menyampaikan, pihaknya mempertahankan Current Account Saving Account (CASA) pada porsi mayoritas 58%. "Kami jaga di sekitar itu," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perbankan yakin, likuiditas giro akan membaik
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai bahwa likuiditas perbankan cenderung mengetat di semester pertama ini. Namun bank sentral ini meyakini bahwa posisi likuiditas perbankan akan membaik di semester kedua. Pasalnya, Dana Pihak Ketiga (DPK) akan meningkat dengan adanya pertumbuhan giro. "Semester kedua (likuiditas) akan naik lagi, sejalan dengan ekspansi rekening pemerintah," sebut Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, tadi malam. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Mei, giro perbankan berada di posisi Rp 563 triliun. Jumlah tersebut cuma tumbuh 8,6% dari Rp 518,3 triliun di Mei tahun lalu. Di pengujung tahun ini, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) memiliki target pencapaian giro korporasi antara Rp 82 sampai 85 triliun. Jumlah tersebut diprediksi meningkat 51%-57% dibanding Rp 54 triliun di akhir tahun 2012. "Perusahaan-perusahaan besar, dana besar, aktivitas besar, dan kualitas. Kita ada di skala ratusan miliar untuk perputaran dana minimal per perusahaan," ungkap Executive Vice President (EVP) General Manager Transactional Banking Services Division BNI, Iwan Kamaruddin, Rabu, (31/7). Ia menyebut, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu penggerak giro. Pasalnya, perusahaan BUMN memiliki kegiatan besar dengan tingginya perputaran dana. Dari 146 perusahaan BUMN, Iwan mengaku 40-50% aktif bertransaksi dengan BNI. Pada posisi Juni ini, giro korporasi yang BNI tampung telah mencapai Rp 75 triliun. Jumlah giro korporasi tersebut berporsi mayoritas yaitu 92,4% dari total pencapaian giro keseluruhan, Rp 81,1 triliun. Iwan bilang bahwa giro perusahaan ini dapat menghasilkan peningkatan Net Interest Income (NII) dan Net Interest Margin (NIM) bank. Pada semester pertama 2013, NII dan NIM BNI masing-masing berada di angka Rp 8,8 triliun dan 6,2%. Akhir tahun lalu, pangsa pasar giro BNI yaitu 9%-10%. BNI masih menjadi nomor 3 di pasar setelah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Pada pengujung tahun ini, BNI berharap dapat meningkatkan pangsa pasar gironya ke posisi 12%. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pun menyatakan bahwa giro akan mengalami kenaikan di semester kedua. "Giro ada masanya. Biasanya mulai tumbuh di semester kedua," sebut Direktur Keuangan BRI, Achmad Baiquni. Pada posisi Juni, giro BRI tercatat Rp 81,6 triliun. Jumlah tersebut hanya naik 8,8 % dari Rp 75 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Giro BRI memegang porsi 18% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI, Rp 438,9 triliun. Baiquni menyampaikan, pihaknya mempertahankan Current Account Saving Account (CASA) pada porsi mayoritas 58%. "Kami jaga di sekitar itu," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News