JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank perkreditan rakyat (BPR) di akhir kuartal I 2015 masih didominasi deposito. Oleh karena itu, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) sedang menggagas adanya kartu anjungan tunai mandiri (ATM) bersama. Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto, porsi dana murah tabungan memang masih belum sesuai harapan untuk menjadi sumber pendanaaan BPR. Oleh sebab itu, Perbarindo sedang menggagas beberapa upaya agar pertumbuhan simpanan tabungan BPR bisa meningkat signifikan. "Salah satunya adalah mencoba membuat produk tabungan bersama untuk nasabah," katanya saat dihubungi KONTAN, Minggu (26/4). Langkah selanjutnya adalah menggagas membuat produk kartu debit atau kartu anjungan tunai mandiri (ATM) BPR bersama. Harus diakui, antar BPR memiliki kapasitas yang berbeda-beda untuk bisa menyiapkan infrastruktur mesin ATM serta kartu debitnya. Oleh sebab itu, Perbarindo sedang mencoba menginisiasi agar ada kartu ATM maupun perangkatnya yang bisa digunakan seluruh BPR secara bersama. "Ini sedang kita diskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar dimudahkan dalam hal regulasi. "Kalau berhasil, ini akan meningkatkan simpanan tabungan masyarakat di BPR secara signifikan," pungkas Joko. Berdasarkan data OJK per Februari 2015, jumlah DPK yang dihimpun BPR di seluruh Indonesia mencapai Rp 59,74 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,31% secara yoy dibanding Februari 2014 yang mencapai Rp 51,36 triliun. Dari komposisi DPK di akhir Februari 2015, sebanyak Rp 41,03 triliun atau 68,68% adalah deposito. Porsi tabungan hanya sebesar Rp 18,71 triliun atau hanya 31,32% dari total DPK. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perbarindo gagas adanya mesin ATM bersama bagi BPR
JAKARTA. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank perkreditan rakyat (BPR) di akhir kuartal I 2015 masih didominasi deposito. Oleh karena itu, Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) sedang menggagas adanya kartu anjungan tunai mandiri (ATM) bersama. Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto, porsi dana murah tabungan memang masih belum sesuai harapan untuk menjadi sumber pendanaaan BPR. Oleh sebab itu, Perbarindo sedang menggagas beberapa upaya agar pertumbuhan simpanan tabungan BPR bisa meningkat signifikan. "Salah satunya adalah mencoba membuat produk tabungan bersama untuk nasabah," katanya saat dihubungi KONTAN, Minggu (26/4). Langkah selanjutnya adalah menggagas membuat produk kartu debit atau kartu anjungan tunai mandiri (ATM) BPR bersama. Harus diakui, antar BPR memiliki kapasitas yang berbeda-beda untuk bisa menyiapkan infrastruktur mesin ATM serta kartu debitnya. Oleh sebab itu, Perbarindo sedang mencoba menginisiasi agar ada kartu ATM maupun perangkatnya yang bisa digunakan seluruh BPR secara bersama. "Ini sedang kita diskusikan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar dimudahkan dalam hal regulasi. "Kalau berhasil, ini akan meningkatkan simpanan tabungan masyarakat di BPR secara signifikan," pungkas Joko. Berdasarkan data OJK per Februari 2015, jumlah DPK yang dihimpun BPR di seluruh Indonesia mencapai Rp 59,74 triliun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,31% secara yoy dibanding Februari 2014 yang mencapai Rp 51,36 triliun. Dari komposisi DPK di akhir Februari 2015, sebanyak Rp 41,03 triliun atau 68,68% adalah deposito. Porsi tabungan hanya sebesar Rp 18,71 triliun atau hanya 31,32% dari total DPK. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News