Perbarindo sertifikasi pegawai BPR



JAKARTA. Bank perkreditan rakyat (BPR) terus menunjukkan komitmen mengembangkan bisnis mereka sebagai bank mikro. Buktinya, selain mendongkrak kinerja, BPR juga meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) mereka.

Salah satu caranya, kata Djoko Suyanto, Ketua Umum Persatuan BPR Indonesia (Perbarindo), Perbarindo melakukan sertifikasi pegawai level manajer dan kepala cabang. Jadi, sertifikasi bukan hanya untuk pemilik dan direksi seperti selama ini. "Untuk sementara, sertifikasi ke para staf ini hanya bersifat sukarela," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (15/4).

Saat ini, Perbarindo tengah merancang kerangka ujian sertifikasi, dengan melibatkan Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Keuangan Mikro Certif (LSP LKM Certif). Djoko berharap, modul ini meluncur semester II-2012 sehingga sertifikasi dapat berjalan dalam tahun ini.


Biaya sertifikasi menjadi tanggungan masing-masing BPR. Djoko optimistis, institusi yang bersangkutan akan menyukeskan program ini. Toh, sertifikasi menopang produktivitas staf dan meminimalkan risiko fraud. "Untuk menopang BPR yang terus meningkat dari tahun ke tahun, sertifikasi profesi menjadi penting. Yaitu, sebagai upaya mendongkrak mutu dan kompetensi SDM. Ujung-ujungnya, institusi yang bersangkutan yang akan diuntungkan," imbuh Djoko.

Sementara, sertifikasi level direksi, sejauh ini, berjalan mulus karena bersifat wajib. Dari 1.690 BPR, ada sekitar 4.000 pengelola yang sudah mengantongi lisensi.

Hingga Februari 2012, industri bank mikro ini berhasil menghimpun dana pihak ketiga sebesar Rp 39,3 triliun atau naik 21,67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 32,3 triliun. Deposito, atau dana mahal, masih mendominasi dengan kontribusi antara 70% - 75%.

Dari sisi kredit, Perbarindo sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 42,4 triliun atau bertumbuh 21,87% dibandingkan akhir Februari 2011 lalu. Sementara, total aset tembus hingga Rp 59,9 triliun atau melejit 27,59%.

Djoko memprediksi, sampai akhir tahun nanti, pihaknya bakal mencapai pertumbuhan sedikitnya 23% - 25%. "Optimisme itu berangkat dari tingginya permintaan kredit dari kalangan pelaku usaha mikro dan kecil," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri