JAKARTA. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) yakin, pengumpulan dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) bisa lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Sejalan dengan target pertumbuhan kredit, Perbarindo memperkirakan, pertumbuhan DPK bisa mencapai 18% dibanding tahun lalu atau year on year. Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarindo, industri BPR tahun ini secara umum menghadapi dua risiko. Pertama, risiko suku bunga simpanan yang tinggi. Ini akibat tekanan nilai rupiah yang cenderung melemah membuat Bank Indonesia (BI) cenderung mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level yang tinggi. Selanjutnya, BPR mungkin juga masih menghadapi kondisi likuiditas yang ketat. Sehingga akan banyak BPR yang berupaya untuk semaksimal mungkin menggenjot pertumbuhan DPK. "Ini untuk menjaga penyaluran kredit BPR agar tetap terjaga. Sehingga saya kira tak berbeda pertumbuhan DPK dengan kredit," pungkas Joko pada KONTAN, Selasa (24/3).
Perbarindo yakin simpanan di BPR bisa naik 18%
JAKARTA. Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Seluruh Indonesia (Perbarindo) yakin, pengumpulan dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) bisa lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Sejalan dengan target pertumbuhan kredit, Perbarindo memperkirakan, pertumbuhan DPK bisa mencapai 18% dibanding tahun lalu atau year on year. Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perbarindo, industri BPR tahun ini secara umum menghadapi dua risiko. Pertama, risiko suku bunga simpanan yang tinggi. Ini akibat tekanan nilai rupiah yang cenderung melemah membuat Bank Indonesia (BI) cenderung mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level yang tinggi. Selanjutnya, BPR mungkin juga masih menghadapi kondisi likuiditas yang ketat. Sehingga akan banyak BPR yang berupaya untuk semaksimal mungkin menggenjot pertumbuhan DPK. "Ini untuk menjaga penyaluran kredit BPR agar tetap terjaga. Sehingga saya kira tak berbeda pertumbuhan DPK dengan kredit," pungkas Joko pada KONTAN, Selasa (24/3).