Percepat pembangunan LRT Jabobek, KAI teken perjanjian kredit tambahan Rp 4,2 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (Persero)/KAI melakukan Penandatanganan Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali atas Perjanjian Kredit Sindikasi Termasuk Tambahan Pembiayaan Depo & Stasiun LRT Jabodebek Sebesar Rp 4,2 triliun. Pinjaman ini merupakan tambahan atas pinjaman sebelumnya pada tahun 2017 sebesar Rp 18,1 triliun untuk Kredit Investasi dan Rp Rp 1,15 triliun untuk kredit modal kerja. 

Dengan adanya tambahan pinjaman ini diharapkan penyelesaian Depo dan Stasiun proyek LRT Jabodebek dapat segera terealisasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Penandatanganan addendum perjanjian tersebut dilakukan di dua tempat yaitu Gedung Jakarta Railways Center (JRC) dan Kantor Pusat PT KCI dengan metode virtual, Jumat (18/9) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menunjukkan surat hasil rapid test non reaktif atau swab test yang negatif.

Penandatangan perjanjian fasilitas kredit ini dilakukan oleh 15 (lima belas) Bank Sindikasi yang terdiri dari Himbara, BPD, Bank Swasta Nasional dan Bank Swasta Asing. Adapun bank-bank tersebut adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga, PT SMI, Bank DKI, MUFG, Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut, Bank Mega, Bank Permata, Bank BJB, dan Bank Papua. 


Baca Juga: Ada pinjaman modal bisa tanpa agunan dari BNI, ini syarat dan bunga KUR mikro BNI

Mewakili KAI, penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, sementara dari bank sindikasi diwakili masing-masing Direksi atau yang dikuasakan. Penandatanganan juga disaksikan secara virtual oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan.

“Saya berterima kasih atas kerja sama seluruh pihak dalam pelaksanaan proyek LRT Jabodebek ini. Dengan dukungan penuh dari perbankan, kami optimis LRT Jabodebek dapat selesai tepat waktu. LRT Jabodebek akan menjadi andalan baru masyarakat untuk bertransportasi dari kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi, menuju ibukota,”ujar Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo. 

Didiek menambahkan, penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen KAI dan perbankan dalam merampungkan proyek LRT Jabodebek yang ditargetkan dapat beroperasi pada pertengahan Tahun 2022. Penandatanganan ini merupakan kolaborasi KAI dan perbankan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. 

“Diharapkan dengan adanya transportasi massal yang dapat diandalkan, dapat semakin meningkatkan mobilitas masyarakat dalam beraktivitas sehingga mempercepat pemulihan ekonomi nasional nantinya,” tutup Didiek.

Baca Juga: Pemerintah akan lelang 7 seri SUN, Selasa (22/9), dengan target Rp 40 triliun

Sesuai Perpres No. 49 tahun 2017, KAI diberi penugasan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana proyek LRT Jabodebek, mulai dari pembangunan atau pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan aset sarana dan prasarana dengan masa konsesi selama 50 tahun sejak ditandatanganinya berita acara beroperasinya LRT Jabodebek. Rencananya, LRT Jabodebek akan beroperasi 560 kali perjalanan per hari pada hari kerja dengan headway rata-rata 3 sampai 6 menit. 

Untuk mengakomodir kebutuhan mobilisasi masyarakat, KAI menyediakan 18 Stasiun pemberhentian LRT Jabodebek. Setiap rangkaian LRT Jabodebek terdiri dari 6 (enam) kereta yang dapat dioperasikan tanpa masinis. LRT Jabodebek diproyeksikan mampu melayani 116 ribu pengguna per hari pada awal masa operasinya dan diharapkan meningkat menjadi 474 ribu pengguna per hari pada tahun 2071. 

Sementara itu, Direktur Corporate Banking PT Bank Mandiri Tbk Alexandra Askandar mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung KAI dalam pembangunan proyek LRT ini karena proyek ini sangat strategis untuk mendukung mobilitas masyarakat di wilayah Jabodebek.

“Apalagi di masa pandemi seperti ini, keberlangsungan proyek infrastruktur strategis ini sangat penting untuk tetap menggerakkan roda perekonomian, mengingat banyak pelaku usaha yang terlibat dalam proses pembangunan LRT ini,” kata Alexandra.

Baca Juga: Pakar pasar modal: Aturan pembagian aset reksadana yang dilikuidasi sudah jelas

Bank Mandiri sendiri dalam kerjasama pembiayaan sindikasi kali ini menanggung porsi Rp 1,1 triliun dari total Rp 4,2 triliun. Secara total, komitmen pembiayaan yang telah diberikan Bank Mandiri dalam pembangunan LRT ini mencapai Rp 4.6  triliun Atas pembiayaan baru depo dan stasiun LRT ini, Bank Mandiri berperan sebagai kreditur sekaligus coordinating bank.

Selanjutnya: Pemerintah beri relaksasi pajak, harga mobil baru bisa turun sampai 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi