Percepat Realisasi Impor, Bulog Perbanyak Destinasi Pelabuhan Penerima



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog memperbanyak destinasi pelabuhan penerima untuk mempercepat realisasi impor. Dengan langkah tersebut nantinya beras impor bisa segera dibongkar dan disalurkan. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan, selama proses pembongkaran beras impor, pihaknya berkoordinasi dan mendapatkan support dari Pelindo yang akan melayani tiga shift dalam 24 jam. Dengan  demikian, akan mampu mempercepat layanan bongkar pada kapal beras. 

Di samping itu, Bulog juga melakukan berbagai upaya guna mempercepat realisasi pembongkaran beras impor. Di mana salah satunya dengan membuka destinasi tambahan pelabuhan penerima baru.


Baca Juga: Peruri Bersama 22 BUMN Jalankan Program Kolaborasi Tana Lino Lestari II

“Untuk percepatan realisasi impor beras ini kita langsung tunjukan kepada 28 pelabuhan penerima di seluruh Indonesia. Tadinya hanya 17 pelabuhan namun dalam rangka percepatan kita tambah 11 pelabuhan lagi jadi total ada 28 pelabuhan penerima” kata Buwas sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11). 

Buwas menjelaskan, dari tambahan kuota impor sebanyak 1,5 juta ton hanya bisa direalisasikan sebanyak 1 juta ton.

Hal ini lantaran keterbatasan waktu dalam proses importasi tersebut, mulai dari proses penyiapan komoditasnya maupun kebutuhan kapal untuk angkutan dari negara pengirim.

Baca Juga: Menteri Keuangan Diminta Segera Lunasi Tagihan Bulog Rp 16 Triliun

“Yang bisa kita realisasikan hanya yang terkontrak tahun ini saja. Kita sudah berhasil kontrak sebanyak 1 juta ton, sisanya yang 500.000 ton tidak bisa carry over karena carry over hanya bisa untuk yang terkontrak tahun ini saja," jelasnya.

Ia menambahkan, dengan tambahan kuota impor tersebut, maka stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikuasai Bulog, jumlahnya dipastikan sangat aman sampai dengan tahun depan.  

Adapun stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,3 juta ton. Kemudian dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah, maka jumlah stok lebih dari cukup untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan tahun depan guna menjaga stabilitas harga beras di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli