Percepatan Adopsi Kecerdasan Buatan Hadapi Beragam Tantangan Teknis dan Regulasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pemanfaatan kecerdasan artifisial (AI) kini memasuki fase yang lebih matang di Indonesia. Berbagai sektor mulai melihat kebutuhan integrasi AI yang tidak hanya inovatif, tetapi juga aman, efisien, dan sesuai regulasi. 

Mulia Dewi Karnadi, Presiden Direktur Ingram Micro Indonesia menjelaskan, kecepatan dan keamanan menjadi fondasi transformasi digital. “Inovasi adalah kunci bertahan di era digital yang kompetitif, dan teknologi menjadi motor penggeraknya,” ujar, Kamis (11/12). 

Menurutnya, kemampuan AI mempercepat analisis data kini menjadi faktor penting bagi organisasi yang ingin melangkah dari tahap uji coba menuju implementasi nyata.


Meski peluang pemanfaatan AI di Indonesia sangat luas, berbagai tantangan masih mengemuka. Di antaranya kebutuhan investasi infrastruktur, kekurangan talenta digital, masalah fragmentasi data, serta tingginya risiko keamanan siber.

Baca Juga: KIT Global Soroti Penerapan AI Dalam Pemasaran Digital di Indonesia

CEO & Founder Epsindo, Rene Indiarto Widjaja menyatakan, kebutuhan pasar sudah berkembang pesat. “AI bukan tujuan akhir. AI adalah alat untuk menciptakan efisiensi lintas sektor, dengan tata kelola data yang harus sudah dipikirkan sejak tahap desain,” ungkapnya.

Dari sisi akademik, Institut Teknologi Del (IT Del) menunjukkan bagaimana peningkatan infrastruktur komputasi dapat mempercepat riset dan inovasi pendidikan. Setelah peningkatan supercomputer pada 2025, sejumlah penelitian berjalan lebih efisien.

“Pemrosesan big data untuk genomik, hortikultura, dan herbal kini jauh lebih cepat. Kapasitas ini membuka peluang riset yang sebelumnya terkendala kemampuan komputasi,"ujar  Rektor IT Del,  Arnaldo Marulitua Sinaga. 

Selanjutnya: Konflik Bersenjata Kamboja–Thailand Memasuki Hari ke-5, Trump Siap Turun Tangan

Menarik Dibaca: Gugur! Timnas Indonesia U-22 Menang 3-1 atas Myanmar tapi Tetap Tersingkir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News