KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) di Grobogan, bersama dengan tiga kabupaten lainnya di Jawa Tengah, yaitu Pati, Rembang, dan Blora, menjadi target percepatan tanam padi oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Tujuannya adalah untuk mengantisipasi dampak El Nino melalui program pompanisasi. Upaya percepatan tanam padi ini, yang diprakarsai Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, telah disambut antusias oleh petani dan penyuluh berwawasan CSA di Kabupaten Grobogan. Pompanisasi memberikan kesempatan bagi petani untuk mengelola sumber daya air dengan lebih tepat dan efisien.
Amran menegaskan pentingnya dukungan penuh terhadap petani, karena ketersediaan pangan sangat vital bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.
Baca Juga: Kementan Targetkan Produksi Beras di Jatim Capai 2 Juta Ton Tahun Ini "Aspek penting seperti air, pupuk, dan teknologi mekanisasi harus dipastikan tersedia karena langsung mendukung produksi petani," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (19/4). Kementan telah menunjukkan komitmennya melalui pantauan lapangan oleh Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto, di Kabupaten Pati. Langkah ini bertujuan untuk memasang pompa air secara massif guna memenuhi kebutuhan air sawah kering agar dapat berproduksi pada musim tanam berikutnya. Keempat kabupaten, termasuk Grobogan, Pati, Rembang, dan Blora, merupakan sentra produksi padi di Jawa Tengah. Oleh karena itu, Kementan mendukung percepatan tanam padi mengingat kondisi air yang masih mencukupi untuk masa tanam 2024. Menurut Prihasto, arahan Mentan menekankan pentingnya kolaborasi langsung di lapangan untuk mempercepat tanam padi sebagai antisipasi terhadap El Nino. Hal ini memungkinkan pihak terkait melihat secara langsung permasalahan yang ada di lapangan.
Baca Juga: Upaya Petani dan Penyuluh CSA NTB Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca Program pompanisasi dan percepatan tanam padi ini sejalan dengan upaya Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), yang didukung oleh pembiayaan dari Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). Program ini bertujuan untuk mengembangkan Pertanian CSA di 24 kabupaten di 10 provinsi. Pompanisasi bertujuan mendukung percepatan tanam padi sehingga dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari satu atau dua kali tanam menjadi tiga kali tanam dalam setahun. Peningkatan IP merupakan bagian dari teknologi CSA yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.
SIMURP juga berupaya meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan meningkatkan pendapatan petani. Target SIMURP terhadap IP adalah meningkatkan dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun.
Baca Juga: Remitansi Bisa Jadi Solusi bagi TKI Gerakkan Ekosistem Pertanian Desa Upaya meningkatkan IP dilakukan melalui teknologi hemat air seperti Irigasi Basah Kering/Alternate Wetting and Drying (AWD), penggunaan pupuk organik, pemupukan berimbang, penggunaan bibit unggul, sistem tanam jajar legowo, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), dan pengukuran emisi GRK. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli