JAKARTA. Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 269 daerah yang berlangsung 9 Desember 2015 nanti, turut mendongkrak omzet perusahaan percetakan. Mereka mulai kebanjiran order untuk kebutuhan pilkada serentak. Jimmy Juneanto, Ketua Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), bilang, total anggaran barang percetakan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rp 1,8 triliun. "Itu anggarannya tidak hanya untuk pusat, namun juga ke daerah-daerah. Ini peluang dan kesempatan," ujar Jimmy, kepada KONTAN, pekan lalu.
Ia mengatakan, jenis-jenis barang cetakan yang diperlukan dalam pilkada adalah seperti surat suara, formulir, amplop, buku panduan, banner dan segala macam perlengkapan. Belum lagi calon kepala daerah yang hendak berkampanye yang juga membutuhkan barang cetakan. Namun Jimmy mengaku tidak tahu persis berapa besar omzet industri percetakan saat ini. Pasalnya, banyak perusahaan yang berskala kecil hingga besar, yang tidak mau terbuka soal nilai bisnisnya. Dia menerangkan, di beberapa daerah sudah dilakukan tender untuk buku panduan pilkada. Namun ia mengaku tidak ingat persis siapa saja perusahaan yang mengikuti tender itu. Yang pasti, PPGI mulai November hingga akhir tahun ini bakal sibuk. "Kami akan sibuk 1 bulan–1,5 bulan sebelumnya," ujar Jimmy. Sementara itu, Mughi Nurhani, Presiden Direktur PT Intermasa Printing, mengatakan karena pilkada, omzet perusahaannya pada bulan November dan Oktober bakal naik sekitar 3%-5% dibandingkan dengan bulan biasanya. "Untuk mempersiapkan pilkada ini, kami kerjakan 2 pekan, dibandingkan dengan setahun ada 52 pekan kerja. Dua minggu bagi 52, hanya sekitar 3%-5%. Naiknya tidak banyak, tapi lumayan menaikkan," ujar Mughi.
Saat ini perusahaan memiliki fasilitas percetakan di Cileungsi, Bogor berkapasitas 80.000 buku per hari. Mughi yang juga merupakan Sekretaris Jenderal PPGI mengatakan, pihaknya khawatir akibat Pilkada serentak, akan ada daerah yang kesulitan memperoleh pasokan barang cetakan. "Itu percetakan pasti sibuk semua, penuh orderan. Saya khawatirnya yang di daerah terpencil itu tidak bisa kami jangkau," ujar Mughi. Dalam catatan Kementerian Perindustrian, saat ini ada 81 unit industri kertas dengan kapasitas produksi 12,9 juta ton, dengan utilitas 10,4 juta ton. Dari jumlah itu, sebesar 4,35 juta ton berasal dari produk percetakan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan