JAKARTA. Digadang-gadang bakal mendatangkan untung, produk asuransi pertanian ternyata merugi. Produk percontohan ini tidak berjalan sesuai harapan lantaran nilai klaim lebih besar dari premi. Alhasil, pelaku industri mengusulkan perubahan nilai premi agar sesuai dengan risiko yang dijamin asuransi. Sahata L Tobing, Direktur Ritel Jasindo, menyebutkan klaim sepanjang tiga bulan pertama sudah mencapai Rp 540 juta. Padahal premi yang masuk hanya Rp 300 juta. Rata-rata klaim terkait banjir yang menyebabkan kerugian petani lantaran gagal panen. Klaim kerugian yang dikover asuransi adalah banjir, hama dan penyakit, kebakaran serta bencana dengan nilai klaim sebesar Rp 6 juta."Ini membuktikan bahwa pertanian rawan dengan alam," ujar Sahata, Selasa (5/3).
Percobaan asuransi pertanian gagal total
JAKARTA. Digadang-gadang bakal mendatangkan untung, produk asuransi pertanian ternyata merugi. Produk percontohan ini tidak berjalan sesuai harapan lantaran nilai klaim lebih besar dari premi. Alhasil, pelaku industri mengusulkan perubahan nilai premi agar sesuai dengan risiko yang dijamin asuransi. Sahata L Tobing, Direktur Ritel Jasindo, menyebutkan klaim sepanjang tiga bulan pertama sudah mencapai Rp 540 juta. Padahal premi yang masuk hanya Rp 300 juta. Rata-rata klaim terkait banjir yang menyebabkan kerugian petani lantaran gagal panen. Klaim kerugian yang dikover asuransi adalah banjir, hama dan penyakit, kebakaran serta bencana dengan nilai klaim sebesar Rp 6 juta."Ini membuktikan bahwa pertanian rawan dengan alam," ujar Sahata, Selasa (5/3).