JAKARTA. Tahun lalu, nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi Indonesia mencapai adalah Rp 1,7 triliun atau melebihi target sebanyak Rp 1,5 triliun. Saut P. Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi terus mengalami peningkatan. "Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia," kata Saut, Selasa (7/1). Mengutip data KKP, sejak tahun 2011 lalu nilai perdagangan ikan non konsumsi selalu melebihi target yang telah ditetapkan. Sekedar gambaran, tahun 2011 nilai perdagangan ikan non konsumsi mencapai Rp 565 miliar, atau lebih tinggi dari target sebesar Rp 350 miliar. Sementara di 2012 nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi mencapai Rp 1,4 triliun, melebihi target sebesar Rp 1 triliun rupiah. Menurut Saut, peningkatan nilai perdagangan ikan non konsumsi ini tidak dapat dipisahkan dari sisi suplai. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, produksi budidaya ikan hias pada 2012 mencapai 938 juta ekor. Sementara pada 2013 produksi ikan hias mencapai 1,04 miliar ekor, atau lebih tinggi dari target sebanyak 1,1 miliar ekor. Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta. Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Data base, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar US$ 21,015 juta, atau 8,12% dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$ 258,8 juta. Dengan capaian produksi tersebut, Indonesia menempati posisi kelima di bawah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia sebagai negara pengekspor ikan hias dunia. Sebagai langkah untuk menggenjot ekspor ikan hias tersebut, akan dilakukan kegiatan ekspor ikan hias Indonesia ke Aljazair dan Sri Langka. Untuk tahap awal, pada awal Januari ini volume ikan hias yang diekspor mencapai 8.100 ekor untuk jenisnya antara lain Redline Torpedo Barb berukuran 3,5 cm (Puntius Denisonii) dengan negara tujuan ekspor ke Sri Langka. Sementara untuk tahap kedua, ekspor ikan hias akan dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2014 ke Aljazair.
Perdagangan ikan non konsumsi capai Rp 1,7 triliun
JAKARTA. Tahun lalu, nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi Indonesia mencapai adalah Rp 1,7 triliun atau melebihi target sebanyak Rp 1,5 triliun. Saut P. Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan, nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi terus mengalami peningkatan. "Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia," kata Saut, Selasa (7/1). Mengutip data KKP, sejak tahun 2011 lalu nilai perdagangan ikan non konsumsi selalu melebihi target yang telah ditetapkan. Sekedar gambaran, tahun 2011 nilai perdagangan ikan non konsumsi mencapai Rp 565 miliar, atau lebih tinggi dari target sebesar Rp 350 miliar. Sementara di 2012 nilai perdagangan produk perikanan non konsumsi mencapai Rp 1,4 triliun, melebihi target sebesar Rp 1 triliun rupiah. Menurut Saut, peningkatan nilai perdagangan ikan non konsumsi ini tidak dapat dipisahkan dari sisi suplai. Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, produksi budidaya ikan hias pada 2012 mencapai 938 juta ekor. Sementara pada 2013 produksi ikan hias mencapai 1,04 miliar ekor, atau lebih tinggi dari target sebanyak 1,1 miliar ekor. Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta. Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Data base, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar US$ 21,015 juta, atau 8,12% dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai US$ 258,8 juta. Dengan capaian produksi tersebut, Indonesia menempati posisi kelima di bawah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia sebagai negara pengekspor ikan hias dunia. Sebagai langkah untuk menggenjot ekspor ikan hias tersebut, akan dilakukan kegiatan ekspor ikan hias Indonesia ke Aljazair dan Sri Langka. Untuk tahap awal, pada awal Januari ini volume ikan hias yang diekspor mencapai 8.100 ekor untuk jenisnya antara lain Redline Torpedo Barb berukuran 3,5 cm (Puntius Denisonii) dengan negara tujuan ekspor ke Sri Langka. Sementara untuk tahap kedua, ekspor ikan hias akan dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2014 ke Aljazair.