TOKYO. Jepang tak bisa menghindari perlambatan ekonomi yang harus mereka hadapi setelah digempur gempa, tsunami serta krisis nuklir yang mengikutinya. Tengok saja data-data perekonomian yang baru saja dilansir oleh otoritas Jepang. Menteri Keuangan Jepang mengumumkan, sebulan setelah gempa melanda, yakni April 2011 perdagangan Jepang mengalami defisit sebesar 463,7 miliar yen atau sekitar US$ 5,7 miliar.Nilai ekspor jepang terjerembap 12,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini menjadi yang terbesar sejak Oktober 2009. Sebaliknya, impor meningkat 8,9%. Kendala seretnya rantai pasokan aktivitas industri serta minimnya pasokan energi membuat produksi dan ekspor terganggu. Nilai ekspor otomotif di bulan April jatuh ke angka terendahnya sejak data ekspor mulai dicatat pada 1979. "Anjloknya perekonomian Jepang masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Kemungkinan perbaikan akan terjadi di akhir tahun ini jika kegiatan produksi sudah pulih," ujar Yuichi Kodama Kepala Ekonom Meiji Yausda Life Insurance Co di Tokyo.
Perdagangan Jepang defisit US$ 5,7 miliar pada April 2011
TOKYO. Jepang tak bisa menghindari perlambatan ekonomi yang harus mereka hadapi setelah digempur gempa, tsunami serta krisis nuklir yang mengikutinya. Tengok saja data-data perekonomian yang baru saja dilansir oleh otoritas Jepang. Menteri Keuangan Jepang mengumumkan, sebulan setelah gempa melanda, yakni April 2011 perdagangan Jepang mengalami defisit sebesar 463,7 miliar yen atau sekitar US$ 5,7 miliar.Nilai ekspor jepang terjerembap 12,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini menjadi yang terbesar sejak Oktober 2009. Sebaliknya, impor meningkat 8,9%. Kendala seretnya rantai pasokan aktivitas industri serta minimnya pasokan energi membuat produksi dan ekspor terganggu. Nilai ekspor otomotif di bulan April jatuh ke angka terendahnya sejak data ekspor mulai dicatat pada 1979. "Anjloknya perekonomian Jepang masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Kemungkinan perbaikan akan terjadi di akhir tahun ini jika kegiatan produksi sudah pulih," ujar Yuichi Kodama Kepala Ekonom Meiji Yausda Life Insurance Co di Tokyo.