JAKARTA. Kinerja perdagangan RI tercatat mengalami surplus sebesar US$ 1,1 miliar pada Maret 2015. Surplus terjadi karena trend ekspor bulan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Maret, nilai total ekspor mencapai US$ 13,7 miliar sedangkan impor US$ 12,6 miliar. Walhasil, surplus perdagangan mencapai US$ 1,1 miliar. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, surplus perdagangan naik 54% dibandingkan sebesar US$ 666,2 juta. Sektor non migas menjadi yang paling besar berkontribusi terhadap surplus perdagangan. Dimana sektor non migas mengalami surplus US$ 1,4 miliar. Sementara sektor migas mengalami defisit US$ 279 juta. Secara kumulatif, neraca perdagangan selama tiga bulan 2015 mengalami surplus US$ 2,4 miliar. Rinciannya, surplus non migas sebesar US$ 2,8 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar US$ 401,3 juta. Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan mengatakan, secara bulanan neraca perdagangan Maret mencatat pencapaian surplus tertinggi sejak awal tahun. Hal ini dipicu semakin berkurangnya defisit perdagangan migas dibanding Maret tahun 2014 Lima negara yang menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan non migas adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina dan Uni Eropa. "Kelima negara menyumbang surplus perdagangan non migas hingga US$ 6,1 miliar," kata Rachmat dalam konferensi pers di kantor Kemendag, Kamis (16/4). Sementara itu, lima negara yang menjadi penyumbang defisit perdagangan non migas antara lain Tiongkok, Thailand, Australia, Brazil dan Korea Selatan yang totalnya mencapai US$ 6,7 miliar.
Perdagangan Maret mengalami surplus US$ 1,1 miliar
JAKARTA. Kinerja perdagangan RI tercatat mengalami surplus sebesar US$ 1,1 miliar pada Maret 2015. Surplus terjadi karena trend ekspor bulan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Maret, nilai total ekspor mencapai US$ 13,7 miliar sedangkan impor US$ 12,6 miliar. Walhasil, surplus perdagangan mencapai US$ 1,1 miliar. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, surplus perdagangan naik 54% dibandingkan sebesar US$ 666,2 juta. Sektor non migas menjadi yang paling besar berkontribusi terhadap surplus perdagangan. Dimana sektor non migas mengalami surplus US$ 1,4 miliar. Sementara sektor migas mengalami defisit US$ 279 juta. Secara kumulatif, neraca perdagangan selama tiga bulan 2015 mengalami surplus US$ 2,4 miliar. Rinciannya, surplus non migas sebesar US$ 2,8 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar US$ 401,3 juta. Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan mengatakan, secara bulanan neraca perdagangan Maret mencatat pencapaian surplus tertinggi sejak awal tahun. Hal ini dipicu semakin berkurangnya defisit perdagangan migas dibanding Maret tahun 2014 Lima negara yang menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan non migas adalah India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina dan Uni Eropa. "Kelima negara menyumbang surplus perdagangan non migas hingga US$ 6,1 miliar," kata Rachmat dalam konferensi pers di kantor Kemendag, Kamis (16/4). Sementara itu, lima negara yang menjadi penyumbang defisit perdagangan non migas antara lain Tiongkok, Thailand, Australia, Brazil dan Korea Selatan yang totalnya mencapai US$ 6,7 miliar.