KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Bak melempar bumerang, ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan pajak impor semua barang dari Meksiko dapat memukul balik AS. Kebijakan itu akan mengganggu perdagangan energi lintas-batas yang telah berlangsung lama. Bukan itu saja, tarif impor itu akan menghantam konsumen dan penyulingan minyak AS yang menggunakan minyak dari Meksiko karena akan mengerek harga. Sekaligus meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan pembalasan oleh Meksiko yang merupakan pembeli terbesar produk energi AS. Catatan Reuters, Meksiko mengirim 600.000 hingga 700.000 barel minyak ke AS setiap hari, sebagian besar ke pabrik penyulingan yang mengolah minyak mentah itu menjadi bensin, solar, dan produk lainnya.
Sebaliknya, Meksiko membeli lebih dari 1 juta barel per hari (bph) minyak mentah dan bahan bakar AS, lebih banyak dari negara mana pun, dan analis khawatir bahwa tarif balasan dari Meksiko dapat mengganggu perdagangan itu. "Saya tidak bisa melihat bagaimana hasilnya akan konstruktif," kata Carlos Pascual, mantan duta besar AS untuk Meksiko yang sekarang membantu menjalankan konsultasi bisnis energi global IHS Markit seperti dikuitp Reuters. Trump pada Kamis lalu (30/5) menyatakan akan memberlakukan tarif pada semua barang yang datang dari Meksiko, mulai dari 5% dan meningkat setiap bulan sampai lonjakan imigran tidak berdokumen dari seberang perbatasan mereda. Meksiko dan Amerika Serikat, bersama dengan Kanada, sedang mencoba untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas yang lebih luas untuk menggantikan kesepakatan NAFTA yang sudah berusia 25 tahun. Jika diterapkan, tarifnya akan dimulai 10 Juni. Sejauh ini Meksiko belum menyatakan akan membalas tarif impor AS tersebut. "Pengenaan tarif dapat memacu tindakan pembalasan yang mengganggu pengembangan pasar baru," kata juru bicara Chevron Corp. Ia menambahkan pihaknya mendukung perdagangan yang bebas dan adil. Chevron telah membuka 100 toko bensin eceran di Meksiko sejak 2017.