Perdagangan perdana, saham Inocycle Technology Group (INOV) melonjak 50%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen serat stapel buatan dari botol plastik dan industri bukan tenunan (non-woven) PT Inocycle Technology Group Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (10/7). Pada perdagangan perdana, harga saham emiten berkode saham INOV ini melonjak 49,6% ke Rp 374 per saham dari harga initial public offering (IPO) Rp 250 per saham.

Dengan begitu, saham INOV mentok di auto rejection atas (ARA). Melalui IPO ini, INOV memperoleh dana segar Rp 152 miliar. INOV menawarkan 608 juta saham atau setara dengan 33,62% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Perusahaan ini menunjuk Shinhan Sekuritas Indonesia dan Bahana Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Direktur Utama INOV Jaehyuk Choi mengatakan, salah satu tujuan utama perusahaannya masuk BEI adalah untuk mencapai transparansi, efisiensi, serta akuntabilitas dalam setiap kegiatan. "Dengan adanya akses ke pasar modal akan memberikan banyak fleksibilitas kepada perusahaan untuk dapat mengembangkan usahanya," kata dia pada pencatatan perdana, Rabu (10/7).


Dana IPO ini akan digunakan untuk berbagai hal, yaitu sekitar 40% untuk pembayaran sebagian utang dalam bentuk obligasi kepada PT Putra Kary International. INOV dan PT Putra Kary International dikendalikan oleh pihak yang sama, yakni PT Hilon Indonesia. Per Maret 2019, nilai pokok pinjaman tersebut mencapai Rp 151,8 miliar dengan bunga Rp 17,01 miliar.

Kemudian, sekitar 30% akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru yang memberikan jaminan ketersediaan pasokan bahan baku. Saat ini, anak perusahaan tersebut sedang dalam proses pendirian dan masih dalam proses pra-operasi. Terakhir, sekitar 30% dana IPO akan digunakan untuk menambah modal kerja. Salah satunya untuk pembelian bahan baku.

Dari sisi kinerja, INOV membukukan pendapatan Rp 395,63 miliar pada tahun 2018. Angka ini naik 20,84% dibandingkan pendapatan 2017 yang sebesar Rp 327,38 miliar. Laba bersih setelah pajak 2018 sebesar Rp 16,04 miliar atau naik 5,18% secara tahunan dari sebelumnya Rp 15,25 miliar.

Sebagai informasi, INOV didirikan pada 2001 dengan nama PT Hilton Felt. INOV mendirikan pabrik di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang menghasilkan sampah plastik yang dibuang ke laut terbesar kedua di dunia.

Peringkat tersebut berdasarkan hasil penelitian Jambeck di tahun 2015 dalam National Geographic. Saat ini, INOV memiliki lima pabrik yang terletak di Tangerang, Karanganyar, Mojokerto, Semarang, dan Banyuasin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati