KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (
ASII) masuk lebih dalam ke ekosistem bisnis logistik. Pada Selasa (8/2), ASII baru saja mengumumkan pembentukan perusahaan patungan alias
joint venture (JV) dengan Logos SE Asia Pte. Ltd. Astra dan Hongkong Land melalui PT Astra Land Indonesia akan membentuk perusahaan patungan bersama dengan Logos untuk mengelola gudang logistik modern di Indonesia dengan fokus awal di area Jabodetabek.
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti belum merinci terkait besaran investasi yang akan dikucurkan untuk proyek ini. Begitu juga mengenai estimasi pendapatan yang bisa diraih Astra dari segmen bisnis gudang logistik. Meski demikian, Astra bersama JV Hongkong Land dan Logos akan bergerak cepat dengan menargetkan pembangunan gudang logistik modern tersebut bisa dimulai pada tahun ini.
"Karena ini masih dalam tahap awal, masih terlalu dini bicara kontribusi. Belum bisa spesifik, karena baru
signing perjanjian JV-nya, tentu ada langkah-langkah lanjutan untuk merealisasikan sesuai harapan, untuk bisa dimulai tahun ini pembangunannya," kata Tira saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (9/2).
Baca Juga: Punya Outlook Positif, Simak Rekomendasi Saham MIKA Berikut Ini Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto menegaskan bahwa target konstruksi pembangunan gudang akan dimulai pada tahun 2022. Namun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai jadwal pengerjaan dan target operasional dari gudang logistik modern tersebut. Boy menyebut, target operasional gudang masih akan melihat perkembangan yang terjadi di segmen bisnis pergudangan (
warehouse). Yang jelas, proyek ini akan menjadi bisnis modern
warehouse pertama bagi Astra. Meski begitu, bukan berarti Astra merupakan pemain baru di bisnis ekosistem logistik. Sebab, Astra Group sudah menggeluti bisnis solusi layanan logistik melalui PT Serasi Logistik Indonesia (SELOG). Pada lini bisnis infrastruktur dan mata rantai logistik Astra, SELOG menyediakan solusi bisnis yang mencakup layanan logistik berdasarkan kontrak, layanan pengiriman barang, pengelolaan pergudangan dan
freight forwarding melalui jalur transportasi darat, laut dan udara secara menyeluruh. Selain itu, ada juga layanan SELOG Express untuk pengiriman dokumen dan paket. "Saat ini SELOG melayani segmen industri yang luas, antara lain otomotif,
consumer goods, alat berat, kebutuhan bahan pokok dan lainnya. Melihat prospek yang baik dan terus bertumbuh, ke depannya kami akan terus mencari peluang di sektor pergudangan logistik," jelas Boy. ASII pun melihat bisnis logistik sebagai sektor yang menarik. Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro sebelumnya mengatakan bahwa pembentukan perusahaan patungan dengan Logos menunjukkan keyakinannya terhadap sektor logistik. "Kami ingin memperluas ketersediaan fasilitas gudang modern untuk mendukung sektor logistik di Indonesia dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia,” ujar Djony dalam keterangan resmi, Selasa (8/2).
Baca Juga: Berkinerja Apik Sepanjang 2021, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Sido Muncul (SIDO) Pasar pengiriman dan logistik di Indonesia, yang di dalamnya termasuk gudang modern, diperkirakan meningkat dari US$ 81,3 miliar pada tahun 2020 menjadi US$ 138,04 miliar pada tahun 2026. Peningkatan investasi tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan
e-commerce yang ditopang oleh pesatnya kemajuan teknologi digital. Sektor pergudangan modern Indonesia diperkirakan memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh karena
outsourcing logistik di Indonesia masih dapat dioptimalkan dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, didukung oleh meningkatnya permintaan gudang modern di wilayah Jabodetabek.
Prospek saham
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai jika melihat pertumbuhan
e-commerce dan digitalisasi bisnis saat ini, langkah diversifikasi yang dilakukan ASII dengan memperkuat bisnis di sektor pergudangan akan menjanjikan. Dengan begitu, ada potensi untuk memberi kontribusi terhadap pendapatan ASII. Tak hanya itu, pada tahun ini pun ASII masih berpeluang mempertahankan pertumbuhan kinerja. Faktor pendorongnya adalah masih tingginya harga komoditas, di samping penjualan otomotif yang disokong oleh sentimen positif dari perpanjangan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).
Editor: Tendi Mahadi