Perdana diperdagangkan, saham Agro Yasa Lestari (AYLS) langsung kena auto reject atas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agro Yasa Lestari Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/2). Emiten dengan kode sandi saham AYLS ini menjadi emiten ke-12 yang melantai sepanjang 2020 dan emiten ke-678 yang tercatat di BEI.

Dalam Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO), AYLS melepas 258,7 juta saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah ini sama dengan 30,31% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan setelah penawaran umum.

Baca Juga: Makin berkembang, OJK berikan izin operasional ke tiga perusahaan gadai


Adapun harga penawaran umum dalam IPO AYLS adalah Rp 100 per saham. Dus, AYLS meraup dana segar hingga Rp 25,8 miliar.

Bersamaan dengan IPO, AYLS juga menerbitkan sebanyak 206,9 juta waran seri I yang menyertai saham baru perusahaan atau 34,80% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.

Akam, Direktur Utama PT Agro Yasa Lestari Tbk mengatakan dana IPO ini akan digunakan untuk dua tujuan utama. Yang pertama, sekitar 83,28% untuk kebutuhan modal kerja perusahaan. Kedua, sisanya (sekitar 16,72%) akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang kepada PT Bank Danamon Indonesia Unit Usaha Syariah.

“Karena kami bergerak di bidang infrastruktur, dan banyak proyek-proyek yang sedang berjalan, akan kami gunakan untuk modal kerja pembelian barang-barang untuk kebutuhan-kebutuhan di proyek-proyek infrastruktur yang ada, seperti proyek Trans Sumatra,” ujar Akam usai pencatatan perdana saham AYLS di Gedung BEI, Rabu (12/2).

Pada perdagangan perdana, saham AYLS langsung melesat 70% dari harga semula Rp 100 per saham menjadi Rp 170 per saham. Ini berarti, saham AYLS langsung terkena auto reject atas (ARA).

Baca Juga: Lancartama Sejati (TAMA) bidik pendapatan hingga Rp 110 miliar

Agro Yasa Lestari didirikan pada 2010 dan berkutat di bidang perdagangan aspal, geosintetik, dan agribisnis yang dalam hal ini menjadi pemasok bungkil kedelai untuk pakan ternak ke beberapa perusahaan consumers good.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi