Perdana Karya masih merugi Rp 10,41 miliar pada 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) mencatatkan kinerja negatif sepanjang 2017. Perusahaan jasa konstruksi penunjang minyak dan gas bumi, jasa peralatan berat dan pertambangan ini gagal membukukan laba, meksipun pendapatannya naik.

Mengutip bahan paparan publik PKPK di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/4), dari segi pendapatan, perusahaan sejatinya mencatatkan kenaikan pendapatan cukup signifikan. Pendapatan usaha tahun lalu mencapai Rp 11,14 miliar, naik 32,68% dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, meningkatnya beban pokok pendapatan dan beban usaha menggerus kinerja pendapatan. Alhasil, tahun lalu PKPK tak mampu mencatatkan laba bersih, melainkan rugi bersih sebesar Rp 10,41 miliar.


Meski masih merugi, PKPK berhasil menyusutkan besaran kerugian. Sebab, tahun 2016, rugi bersih perusahaan mencapai Rp 13,72 miliar.

Sepanjang 2017, perusahaan masih menggarap dua proyek berjalan. Pertama, dari Total E&P Indonesie untuk proyel Tatun Well Connection Package D senilai Rp 324,53 miliar periode 15 Juli 2014 sampai 14 Juli 2017, yang diperpanjang hingga Desember 2017.

Proyek kedua, Blanket Fabrication Services dari Santos Pty. Ltd. senilai Rp 44,18 miliar. Proyek ini dimulai sejak 16 Januari 2016 dan akan berakhir 15 Januari 2019.

Manajemen PKPK dalam paparan publik, menyebutkan bahwa perusahaan belum berencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham perusahaan di BEI, paling tidak dalam tiga bulan mendatang.

Saat ini perusahaan masih fokus kepada tender-tender pekerjaan di sektor konstruksi penunjang migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini