Perdana Menteri Inggris May buka opsi referendum kedua



KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Theresa May memperingatkan lawan-lawan politiknya di Parlemen Inggris bila tetap menolak proposal perdamaian yang ditawarkan May. Bila Parlemen tetap menolak, maka May membuka opsi melakukan referendum kedua, meskipun ia menegaskan tidak suka opsi tersebut.

Karena itu, May terus membujuk kubu yang bertentangan dengan perjanjian Brexit yang dibuatnya untuk disetujui. Namun bila usulan itu ditolak Parlemen Inggris dalam pemungutan suara bulan ini, May memperingatkan, Britania Raya akan berada dalam kondisi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam upaya memperjuangkan perjanjian Brexit, pada Minggu kemarin,  May menguraikan ada tiga cabang yang diperlukan untuk memenangkan dukungan pernjanjian yang dibuat Inggris dengan Uni Eropa.


May mengusulkan agar Parlemen diberi ruang menyampaikan pendapat yang lebih besar tentang ketentuan perdagangan masa dengan dengan Blok Uni Eropa. Kemudian,  berjanji memberikan masukan bagaimana kesepakatan Brexit ini dapat dijalankan di Irlandia Utara dan mencari jaminan baru dari Uni Eropa.

Hingga kurang dari tiga bulan sebelum Inggris resmi keluar dari Uni Eropa, belum ada kejelasan tentang status Inggris dan hubungan mereka kedepan. Kesepakatan Inggris dengan Uni Eropa yang diupayakan May selama 18 bulan terakhir melalui negosiasi yang melelahkan tampaknya belum ada harapan akan disetuji parlemen.

Kondisi ini akan membawa Inggris keluar dari Blok Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun. Maka dampaknya, adalah menempatkan lowongan pekerjaan dan ekonomi Inggris dalam risiko karena Inggris akan kehilangan sejumlah kemudahan ekonomi yang selama ini dinikmati.

"Jika parlemen tidak menyetujui kesepakatan yang sudah dirundingkan selama ini, maka sebenarnya kita akan berada di wilayah belum dipetakan," kata May di BBC Andres Marr Show seperti dikutip Bloomberg.

Bila nantinya, May gagal mendapat dukungan majelis rendah (House of Commons) dalam pemunguatan suara bulan ini, maka opsi dramatis yang dilakukan adalah membuka kesempatan untuk referendum kedua.

Debat tentang kesepatan Brexit akan dimulai pada hari Rabu dengan pemungutan suara pada minggu 14 Januari 2019 mendatang.  Bulan lalu May terpaksa menunda pemungutan saura penting di majelis rendah mengenai persyaratan perceraian yang dinegosiasikan selama 18 bulan terakhir dengan Uni Eropa, karena menyadari opsi yang ditawarkannya akan ditolak parlemen.

Editor: Noverius Laoli