Perdana Menteri Italia mengundurkan diri



Perdana Menteri Italia Matteo Renzi mengundurkan diri pada Rabu (7/12/2016) setelah mengalami kekalahan dalam referendum pada akhir pekan lalu di mana  mayoritas fraksi parlemen mendorong diadakannya pemilihan umum lebih cepat dalam waktu beberapa bulan ini. Keputusan lelaki 41 tahun ini untuk mundur setelah menjabat selama 3 tahun menjadi guncangan baru bagi negara-negara barat setelah sebelumnya mengalami kejutan dari referendum Inggris untuk keluar dari Uni Eropa dan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat.   Renzi telah mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Sergio Mattarella. Presiden Mattarella mengatakan ia akan berkonsultasi dengan partai-partai politik untuk menentukan langkah selanjutnya dan meminta Renzi melakukan tugas sebagai PM sementara hingga solusi ditemukan. Konsultasi tersebut akan dimulai Kamis pukul 17 GMT dan berakhir dijadwalkan berakhir Sabtu sore. Setelah konsultasi tersebut Mattarella diperkirakan akan meminta salah seorang anggota kabinet Renzi, atau seorang politisi dari Partai Demokrat untuk membentuk pemerintahan baru. Pemilihan umum di Italia sendiri menurut jadwal baru akan digelar tahun 2018 mendatang, namun banyak politisi menyerukan diadakannya pemilu lebih awal. Krisis politik Italia yang dipicu oleh referendum bertepatan dengan krisis perbankan Italia bank yang sarat utang. Krisis terutama melanda bank pemberi pinjaman terbesar ketiga, Monte dei Paschi diSiena, yang sepertinya akan membutuhkan suntikan dana dari pemerintah untuk bertahan hidup.

(Baca juga : Italia siap akuisisi Monte dei Paschi) Dua sumber mengatakan kepada Reuters Selasa (6/12) bahwa pemerintahan Renzi telah bersiap mengambil alih kepemilikan mayoritas di bank tersebut senilai US$ 2,15 miliar melalui pembelian obligasi yunior.   Rabu (7/12), juru bicara Departemen Keuangan membantah Italia siap meminta pinjaman dari Mekanisme Stabilitas Eropa untuk menyelamatkan sektor perbankan. Sebelum bertemu Presiden, Renzi mengatakan partainya, Partai Demokrat, hanya akan berpartisipasi dalam pemerintahan hingga 2018 jika mendapat dukungan dari semua kekuatan utama di parlemen, sebuah kemungkinan yang kecil. Jika tidak, maka pemilihan awal harus diadakan sesegera mungkin, ujar Renzi. "Partai Demokrat tidak takut akan pemilihan awal," tandasnya. Sebagian besar partai oposisi, termasuk partai anti kemapanan 5-star Movement dan sayap kanan Northern League, mendesak agar segera dilakukan pemilu awal. Pemimpin  Northern League Matteo Salvini, Rabu (7/12) mengatakan, partainya  akan “turun ke jalan” jika dalam waktu seminggu belum ada indikasi yang jelas kapan pemilu diadakan. Menteri Infrastruktur Graziano Delrio, sekutu dekat Renzi, mengatakan pemerintah sementara harus segera mengubah undang-undang pemilu agar pemilu bisa digelar  pada “musim semi". Forsa Italia, partai mantan PM Silvio Berlusconi dan minoritas sayap kiri dalam Partai Demokrat Renzi ingin pemerintahan baru dibentuk dengan dukungan parlemen saat ini, mungkin untuk bertahan hingga 2018. Partai demokrat memiliki anggota terbanyak di parlemen, sehingga tidak mungkin pemerintah baru dapat dibentuk tanpa dukungan partai Renzi ini.  


Editor: Mesti Sinaga