Perdana Menteri Jepang mundur dari jabatan akhir bulan ini



TOKYO. Seorang menteri kabinet Jepang hari ini mengatakan, Perdana Menteri Jepang yaitu Naoto Kan akan mengundurkan diri akhir bulan ini. Pengunduran diri ini dipicu oleh kondisi ekonomi Jepang yang saat ini belum pulih. Ekonomi negara matahari terbit itu masih terimbas bencana alam Maret silam dan terjebak dalam krisis nuklir.

Menteri ekonomi Jepang, Kaoru Yosano, mengatakan pengunduran diri ini dipastikan akan terjadi dan perdana menteri yang baru akan diputuskan pada 30 Agustus mendatang.

Sebelum terjadi bencana, kredibilitas Kan sudah banyak dipertanyakan oleh berbagai pihak. Kan dikritik tak memiliki gebrakan dalam kebijakan politik luar negeri dan kebijakan ekonomi Jepang. Akhirnya, Kan yang saat ini berusia 66 tahun dinilai tak populer di kalangan masyarakat.


Kan terus-menerus dikritik oleh partai oposisi bahkan juga dikritik oleh partainya sendiri yaitu Demokrat. Serangkaian masalah seperti penundaan pengakuan kondisi krisis nuklir yang lebih buruk dari perkiraan membuat posisi Kan kian terpuruk.

Siapapun yang akan menjadi perdana menteri selanjutnya akan menghadapi tantangan yang berat. Ambruknya perekonomian saat ini dinilai hampir sama persis dengan upaya bangkitnya Jepang dari Perang Dunia II (PD II).

Beberapa masalah yang dihadapi adalah krisis radiasi, melonjaknya nilai tukar yen, turunnya nilai ekspor, banyaknya usia tidak produktif (tua) dan membubungnya nilai utang negara hampir dua kali lipat dari nilai ekonomi negara tersebut.

Editor: