Perebutan kursi direksi BEI memanas



JAKARTA. Perebutan kursi direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) memanas. Lima pasang paket direksi BEI pede bisa memenangkan pertarungan.

Calon direksi incumbent, Samsul Hidayat yang merupakan Paket I misalnya, mengklaim mengantongi lebih dari 10 anggota bursa (AB) yang memiliki total nilai transaksi dan frekuensi perdagangan di atas 20% dari total transaksi. "Kalau 10 AB dan 10% saja, sih, sudah tercapai, berapa detail, belum bisa bilang," kata Hamdi Hassyarbaini, calon direksi Paket I, Selasa (14/4).

Kandidat lain, Tito Sulistio  juga mulai melancarkan psywar, dan menyatakan sudah mendapat dukungan dari pemilih. Ihwal program kerja, dia berjanji akan mendorong perusahaan pelat merah untuk go public, sehingga menambah jumlah emiten saham. "Saya mengusung privatisasi. Kalau perlu, tidur di depan istana," ujarnya.


Sementara pilihan para pelaku bursa berbeda. Susy Meilina, Direktur MNC Securitie serta Koordinator Komite Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), misalnya, ingin kandidat terpilih bersinergi dengan APEI. Ia antusias saat pengurus APEI masuk calon direksi. "Misalnya, paket Abiprayadi ada empat pengurus APEI," tutur Susy. Tapi dia mengaku belum menjatuhkan pilihannya.

Mereka adalah Wijaya Subekti, Susanti Wijaya, Patricius Sendjojo dan Nicky Hogan. Di paket Ronald T Andi Kasim, seluruh calon direksi kecuali Ronald dan Johannes Art Abimbanyu yang dari direksi PT Perusahaan Efek Indonesia (Pefindo), juga pengurus APEI.

Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia Isakayoga berpendapat, direksi bursa seharusnya dari sekuritas agar mampu menarik lebih banyak perusahan masuk bursa. Sekuritas memiliki pengalaman sebagai underwriter.  Apalagi pasar modal di Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. "Kalau  kriteria tersebut, condong ke Pak Abiprayadi," tegas Isakayoga.

Analis MNC Securities, Reza Nugraha menilai, direksi BEI harus memperhitungkan kebijakan fraksi harga yang diperkecil. Kebijakan ini menyebabkan investor  sulit trading karena kenaikannya kecil.

Reza mendukung Tito Sulistio, sebab memiliki jam terbang tinggi  di pasar modal. Tito menjabat sebagai Komisaris  BEI, komisaris Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan berbagai jabatan eksekutif di emiten.

Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI), Sanusi berharap, direksi baru mendengarkan  investor publik. Selain itu, BEI  lebih independen dan tak terlalu tunduk pada Otoritas Jasa Keuangan. "Saya suka Pak Abiprayadi karena dari sekuritas besar yang mempunyai banyak pengalaman," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto