KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 terimbas perlambatan perekonomian global yang cukup signifikan. Penerimaan negara mengalami tekanan seiring dengan lesunya perdagangan global dan aktivitas bisnis, sehingga defisit anggaran pun melebar dari yang awalnya ditargetkan. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, prospek perekonomian global diperkirakan membaik di tahun ini.
Baca Juga: Kejar target penerimaan pajak, ini tiga jurus Ditjen Pajak di tahun ini “Di 2020 ada sedikit optimisme yaitu
recovery (pemulihan) perekonomian. Harapannya tahun 2019 kemarin adalah
bottom (titik terendah) dari pelemahan ekonomi global,” ujarnya, Selasa (7/1). Harapan tersebut, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF). Lembaga itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini akan meningkat menjadi 3,4%, dari proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 yaitu 3%. Pertumbuhan ekonomi negara maju diperkirakan sebesar 1,7%, sedangkan pertumbuhan negara berkembang naik cukup tinggi dari 3,9% pada tahun lalu menjadi 4,6% di 2020. Kendati demikian, Sri Mulyani tak menutup mata dari sejumlah risiko terhadap
outlook perekonomian tahun ini. Beberapa risiko utama tersebut ialah ketidakpastian perang dagang, Brexit, serta perlambatan ekonomi negara berkembang besar seperti China dan India. Pemerintah juga mewaspadai risiko pemilihan umum Amerika Serikat (AS) tahun ini, juga tensi geopolitik yang memanas di sejumlah negara. “Ini menjadi tantangan bagi kita. Meski ada optimisme, tapi tetap ada juga risiko yang bisa mempengaruhi
outlook perekonomian tahun ini,” tandasnya. Pemerintah memproyeksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 sebesar 5,05% atau lebih rendah dari target dalam asumsi makroekonomi APBN 2019 yang sebesar 5,3%. Sementara tahun ini, pemerintah kembali mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%.
Baca Juga: Sri Mulyani prediksi potensi shortfall pajak pada tahun 2020 masih besar Berdasarkan hasil realisasi sementara APBN 2019, penerimaan negara hanya mencapai Rp 1.957,2 triliun atau 90,4% dari target. Sebab, penerimaan pajak sendiri hanya tercapai Rp 1.332,1 triliun atau mengalami
shortfall sebesar Rp 245,5 triliun. “Pendapatan negara mengalami pelemahan karena rembesan dari perlambatan ekonomi global yang terlihat dari realisasi penerimaan pajak kita,” tandas Menkeu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi